Setiap 17 Agustus, kita mengenang para pahlawan bangsa yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi satu kata yaitu Merdeka. Semua orang bersuka cita memperingati hari kemerdekaan. Namun di balik semarak perayaan ini, ada perjuangan lain yang tak kalah mulia.

Ada anak-anak luar biasa, para pejuang kecil yang sedang berjuang untuk sembuh. Mereka sedang melakukan perjuangan yang jauh lebih berat melawan rasa sakit, bertahan dari pengobatan, dan tetap tersenyum meski tubuhnya terasa lemah.

Sahabat, lihatlah mereka anak-anak kecil dengan diagnosa kanker dan penyakit beresiko tinggi lainnya. Mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu, yang di usianya harus berharapan dengan penyakit yang bersarang di tubuh mungil mereka.

Disaat anak-anak lain bisa tertawa merayakan kemerdekaan, mereka justru harus melewati hari-hari dengan selang infus, ruang perawatan, dan obat-obatan. Jangankan untuk bbermain dan berbahagia yang lebih penting bagi mereka adalah bertahan,berjuang,sembuh.

Zian Berjuang Sembuh dari Tumor Kelenjar Getah Bening

“Zian sabar dulu ya nak, Ayah belum ada uang buat bawa kamu operasi ke Jakarta. Maaf jadi tahan sakitnya lebih lama lagi” ucap Ayah Zian.

Rasanya begitu hancur hati Ayah & Ibu Zian saat mendapati anak yang baru lahir divonis menderita tumor lidah. Seiring dengan pertumbuhannya, tumor justru makin membesar sampai keluar dari mulut dan dibawah lidahnya sesekali mengucur nanah atau darah. Akibat tumor yang terlalu besar, saluran pernapasannya pun terganggu. Leher Zian mau tak mau harus dilubangi untuk dipasangi alat bantu napas kanul trakeostomi. Ayah Zian yang saat ini bekerja serabutan dengan upah tak pasti. Biaya operasi ratusan juta di Jakarta jadi berat untuk mereka cukupi.

Hasna Berjuang Sembuh dari Sakit Malformasi Venolimfatik Regio Dekstra

“Hasna sering sekali pulang-pulang menangis sesenggukan sampai dadanya sesak karena diejek temannya wajahnya seperti binatang. Tidak ada teman yang mau main sama Hasna karena semua pada takut.

Hasna sering tanya apakah wajahnya bisa normal seperti teman-temannya biar dia bisa main tanpa diejek. Perih hati saya tidak bisa rutin bawa Hasna berobat karena penghasilan sebagai ojol nggak cukup…” - Bapak Mukromin, ayah Hasna. Dalam satu minggu, Hasna bisa menjalani kontrol ke rumah sakit sampai 4 kali yang tentu membutuhkan biaya transport yang tidak sedikit. Selain itu Hasna pernah mengalami sulit bernafas sehingga harus dipasang kanul tracheostomy di leher untuk membantu pernafasannya. Dan alat tersebut harganya mahal dan tidak ditanggung BPJS.

Ashalina Berjuang Sembuh dari Sakit Kanker Rhabdomysarcoma

Asha sudah menjalani kemoterapi 7 siklus dan akan masuk ke siklus ke 8. Jumlah kemoterapi yang dilakukan sudah sebanyak 35 kali. Ashalina Putri atau yang biasa dipanggil Asha,sudah hampir satu tahun kami mendampingi pengobatan Ashalina.Saat ini ia sedang berjuang sembuh dari kanker yang terus menyerang bahkan hingga merusak sebagian wajah cantiknya. Berawal dari muncul benjolan kecil di pipi kiri Asha, semakin hari semakin membesar bahkan sampai menutup mata sebelah kirinya.Setiap harinya Asha merintih dan menangis kesakitan. Setelah menjalani berbagai macam pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa Asha mengidap Rhabdomyosarcoma atau kanker otot. Kondisi wajah Asha akibat kanker yang menggerogotinya membuatnya tak berani bermain bersama teman-temannya, karena temannya takut. 

Perjuangan itu tak mudah. Biaya pengobatan yang terkadang tidak tercover BPJS sering menjadi penghalang. Sahabat, ayo kita bahagikan para pejuang kesembuhan. Mari kita bangkitkan kembali semangat para pejuang kesembuhan, kebersamaan, dan cinta tanah air di tengah perjuangannya. Yuk ikut andil memeberikan memori baik bagi para pejuang kesembuhan di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.