Sahabat, apa jadinya kalau kita menghadapi pilihan seperti ini setiap malam?

Kita mungkin sulit memilih salah satunya. Tapi tidak dengan adik kita yang satu ini.

Adik ini bernama Ega. Ia adalah salah satu santri yatim dhuafa yang tinggal di pesantren dalam hutan. Gratis, namun fasilitasnya masih serba terbatas.

Di pesantren berdinding kayu dan bilik bambu ini, ada 2 kamar sempit yang tersedia untuk 40 santriwati yatim dhuafa. Namun, luasnya hanya 3 x 5 meter, sehingga tidur pun harus berdesak-desakan. Akhirnya, Ega dan sebagian temannya harus tidur di luar.

Percaya atau tidak, dulu modal awal pembangunan pesantren ini hanya berawal dari hasil jualan barang bekas. Pendirinya tak lain adalah Ustaz Yendi, dai yang sampai hari ini mengelola Pesantren Al-Anwar secara sukarela.

Namun ternyata di luar dugaan, jumlah santri justru makin bertambah tiap tahunnya. Saat ini ada hampir 80 anak yatim dan dhuafa dari berbagai wilayah di Jawa Barat yang bermukim di Pesantren Al-Anwar.

Sayangnya pertambahan jumlah santri tidak diimbangi dengan perbaikan bangunan. Pesantren Al-Anwar butuh asrama yang lebih luas dan layak.

Tapi kebutuhan tersebut belum mampu dipenuhi karena keterbatasan dana. Maklum saja, selama ini pemasukan pesantren hanya dari kebaikan donatur.

Sahabat, bertahun-tahun yatim dhuafa di Pesantren Al-Anwar tinggal di asrama yang tidak layak. Jangan sampai keterbatasan fasilitas membuat semangat belajar mereka jadi mengendur.

Maka dari itu kami mengajakmu untuk bergotong-royong merenovasi bangunan Pesantren Al-Anwar. Insya Allah, donasi yang terkumpul akan digunakkan untuk: 

1. Renovasi kamar, kelas, toilet, dan masjid
2. Melengkapi sarana belajar seperti kitab dan alat tulis

Mari bantu wujudkan asrama lebih layak untuk murid Pesantren Al-Anwar dengan cara:
Klik tombol “DONASI SEKARANG“

Dapatkan cerita dan perkembangan program melalui email AndaIkuti update aktivitas program ini melalui akun Instagram: Yayasan Harapan Amal Mulia  atau website www.harapanamalmulia.org