Yuk berhitung, ada berapa Al-Quran yang kita tata di lemari?

Kita mungkin punya Al-Quran lebih dari satu di rumah ya. Namun, tidak dengan Dede. Bocah 9 tahun yang bercita-cita menjadi penghafal Quran cilik ini hanya punya satu Al-Quran di rumah. 

Ia menggunakan Al-Quran yang sudah tidak layak secara bergantian dengan orang tuanya. 

Ternyata, Dede bukan satu-satunya anak yang hanya memiliki satu Al-Quran di rumah dengan kondisi sudah sobek. Anak-anak pelosok di Kampung Cipua, Desa Sidamulya, Kecamatan Ciemas, Sukabumi juga merasakan hal serupa.

Mereka mengaji di rumah seorang Ustaz bernama Samsudin. Anak-anak desa ini mengaji dengan fasilitas terbatas karena kondisi ekonomi guru ngajinya pun sangat terbatas.

Demi memenuhi fasilitas anak-anak desa untuk mengaji, Ustaz Samsudin membeli Al-Quran dengan mencicil Rp. 10.000 setiap bulan. Sebagian warga mengikuti cara Ustaz Samsudin karena kalau membeli Al-Quran di pasar, mereka harus mengeluarkan biaya transportasi yang lebih besar.

Ada beberapa anak yang hanya memiliki satu Al-Quran di rumah. Bahkan, ada yang tidak punya sama sekali. Akhirnya, mereka meminjam Al-Quran kepada temannya.

Bukannya tidak ingin membeli Al-Quran baru. Tapi, penghasilan masyarakat yang bekerja sebagai petani hanya bisa mencukup kebutuhan harian dan tak mampu membeli Al-Quran baru.

Sahabat, anak-anak di Ciemas butuh Al-Quran yang lebih layak untuk mengaji.  Melalui Program #WakafQuranPelosok, yuk bantu mereka dan anak-anak di pelosok lainnya mendapatkan Al-Quran yang lebih baik! 

Insya Allah, ini menjadi kesempatan amal jariyah yang tidak akan terputus pahalanya walaupun sudah meninggal dunia. Apalagi jika Al-Quran tersebut dibaca oleh anak-anak pelosok setiap hari.

Mari bantu warga pelosok memiliki Al-Quran baru dengan cara:

1. Klik tombol “DONASI SEKARANG“

2. Dapatkan cerita dan perkembangan program melalui email Anda

3. Ikuti update aktivitas program ini melalui akun Instagram: Yayasan Harapan Amal Mulia  atau website www.harapanamalmulia.org