
Jual Gorengan Sampai Malam Bantu Nenek Pejuang Keluarga
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Di Usia 78 Tahun, Mbah Urep Masih Harus Berjualan Demi Bertahan Hidup
Namanya Mbah Urep. Usianya sudah 78 tahun—usia yang seharusnya diisi dengan istirahat, duduk tenang di rumah bersama keluarga, menghabiskan waktu dengan cucu, atau sekadar beribadah dalam damai. Tapi setiap hari, selepas adzan maghrib berkumandang, Mbah Urep justru bersiap berjalan kaki cukup jauh dari rumahnya menuju tempat berjualan. Sendirian. Di usia senjanya.
Yang dijual Mbah bukan hasil masakannya sendiri. Ia hanya membantu anaknya menjajakan dagangan kecil-kecilan sate usus, gorengan, dan donat. Bukan karena ingin mencari uang untuk pribadi, tapi karena ingin membantu anaknya menutupi kebutuhan keluarga. Karena ekonomi keluarga mereka sedang sangat sulit.
Setiap malam, Mbah berdiri di pinggir jalan. Dengan tangan bergetar, tubuh membungkuk, dan langkah yang semakin berat, beliau tetap menawarkan dagangan dengan suara pelan yang kadang nyaris tak terdengar. Mbah Urep berjualan dari habis maghrib sampai tengah malam. Di saat banyak orang seusianya sudah terlelap, Mbah masih berdiri di bawah langit malam, berharap ada yang membeli.
Namun, tak selalu harapan itu berbuah. Mbah pernah semalaman berdiri, menawarkan dagangan satu per satu, tapi tak ada satu pun yang laku. Tak ada pembeli. Tak ada uang yang dibawa pulang. Tapi tetap, besok malamnya Mbah datang lagi, dengan semangat yang perlahan mulai terkikis oleh usia dan rasa sakit.
Keuntungan dari setiap potong dagangan yang dijual Mbah hanya sekitar 500 hingga 1.000 rupiah. Jumlah yang sangat kecil. Tapi beliau tidak pernah menghitung itu. “Yang penting laku,” katanya. Bahkan kadang uang yang dikumpulkan tak cukup untuk membayar becak langganannya yang mengantar Mbah pulang setiap malam. Ongkos becak Rp50.000 itu pun terkadang membuat Mbah terpaksa pulang dengan langkah lunglai, berjalan pelan-pelan sambil menahan nyeri di punggungnya.
Ya, punggungnya sering sakit. Sakit yang semakin sering dikeluhkan Mbah. Tubuhnya sudah tidak kuat, tidak seharusnya lagi beraktivitas berat. Tapi siapa lagi yang bisa diandalkan, kalau bukan dirinya sendiri?
Mbah Urep tidak meminta belas kasihan. Tapi kita bisa hadir sebagai penguat. Kita bisa menjadi bagian dari cerita Mbah yang lebih baik. Kita bisa membantu agar Mbah tidak perlu lagi menahan nyeri di malam hari demi mencari nafkah kecil-kecilan.
Dengan berdonasi, kita bisa meringankan beban hidup Mbah Urep. Kita bisa bantu biaya transportasi harian, bantu modal usaha untuk anaknya, atau bahkan bantu Mbah untuk benar-benar bisa beristirahat di rumah tanpa harus terus-terusan mengorbankan kesehatan di usia senja.
Mari kita jadi alasan Mbah Urep bisa berhenti berjualan di malam hari.
Mari bantu Mbah agar bisa menikmati masa tua dengan lebih layak dan bahagia.

Jual Gorengan Sampai Malam Bantu Nenek Pejuang Keluarga
terkumpul dari target Rp 50.000.000