
(Foto Samsul bersama ibu dan neneknya)
Ibu Mursadah (24 tahun), seorang wanita yang melahirkan bayi secara sesar. Ibu Mursadah tinggal bersama keluarga di Gagaden RT 03/08 Desa Tembaluk Kecamatan Petir Kabupaten Serang. Kemiskinan mengharuskan sang bayi anak dari Bu Mursadah mengalami kelaparan setelah dilahirkan beberapa bulan karena Ibu Mursadah dan keluarga tidak mampu membeli susu untuk bayinya tersebut yang bernama Samsul. Sedangkan ASI (Air Susu Ibu) miliknya belum saja keluar penyebabnya adalah persalinan yang secara sesar. Selama tiga hari tidak ada makanan yang mencukupi untuk anaknya ataupun asupan gizi bagi sang ibu. Anak Bu Mursadah yang baru berusia beberapa Minggu menangis siang dan malam karena lapar, sampai terpaksa Bu Mursidah memberikan bubur bayi yang seharusnya diberikan kepada anak usia empat bulan ke atas.
Suami Bu Mursadah bekerja sebagai kuli bangunan, dari penghasilannya setiap hari digunakan untuk menghidupi 7 orang keluarganya yaitu Ibu Rosah (mertua), Ibu Mursadah (istri), Ibu Aam (kaka ipar) dan ketiga anak ibu Aam. Informasi yang didapatkan bahwa Suami Bu Mursadah sudah beberapa hari ini tidak diberikan upah oleh majikannya tanpa sebab yang jelas. Kondisi rumah yang mereka tempati terbuat dari bilik bambu, lantainya tanah, tidak ada kasur, kursi, kompor, kamar mandi, TV. Listrik yang terpasang di rumah untuk menerangi kala malam tiba, sumber listrik tersebut berasal dari tetangga yang mau berbagi dan peduli akan kondisi keluarga Bu Mursadah. Kemiskinan membuat keluarg Bu Mursadah hidup seadanya dan menerima setiap bantuan dari para tetangganya seperti halnya dengan pakaian yang mereka kenakan berasal dari pemberian orang lain. Warga sekitar tidak bisa membantu banyak memberikan kebutuhan anaknya Bu Mursadah karena sama-sama dalam kondisi ekonomi yang sulit, mereka hanya mampu memberi seadanya.
Saat mendengar Samsul terus menangis, Eva salah satu tetangganya yang datang mengunjungi rumah Ibu Mursadah karena mendengar tangisan bayi yang sangat lama. Beliau sangat terkejut dan prihatin melihat kondisi rumah yang sudah kumuh, gelap, lembab dan sempit. Dek Samsul yang terus menangis karena lapar tidur di atas kasur lantai tipis yang sudah lepek. Naluri seorang ibu keluar dan membuat hati Ibu Eva serasa di iris sembilu ingat pada anak sendiri. Di tubuh Samsul banyak bekas gigitan nyamuk, tangisannya histeris dan bergetar mungkin karena sangat lapar saat itu keluarga tidak bisa membelikan bubur bayi seperti bisanya karena tidak ada uang.
(ibu Eva sebelah kanan dalam foto)
“Saya gendong lalu peluk untuk menenangkan, saya ciumi dia. Sangat tidak kuat menahan tangis melihat bayi yang kelaparan, Saya baru menyadari ada tetangga saya yg fakir,” begitu tutur haru Ibu Eva setelah mengunjungi rumah tersebut.
Sangat tidak tega melihat dan mendengar seorang bayi yang kelaparan. Hingga kini usia Samsul beranjak delapan bulan, Samsul masih mengkonsumsi makanan seadanya yang sebetulnya bukan diperuntukan untuk bayi.
Melalui website sharinghappiness.org ini saya Eva tetangga Bu Mursidah ingin mengajak Sobat berdonasi dan membantu keluarga Bu Mursidah menyediakan makanan bergizi bagi anaknya juga untuk membeli kasur bayi dan selimut.
Semoga banyak yang tersentuh hatinya seperti saya, sehingga banyak yang donasi dan kumpulan dana dari donasi ini bisa cepat terpenuhi. Bila kampanye ini terpenuhi dengan cepat maka bantuan untuk Samsul dari keluarga Ibu Mursadah bisa cepat terealisasi.
Susu Untuk Samsul
terkumpul dari target Rp 5.000.000