
Anak korban PHK! Pak Budi Harus Berjuang di usia Senja
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Pak Budi (66 tahun) masih harus berjuang diusianya yang sudah tak lagi muda, tak kurang dari 10 km setiap hari menjajakan mainan ditemani gerobak tuanya. Dengan langkah yang lunglai menyusuri jalanan kota hingga gang sempit demi memenuhi keperluan keluarga. namun hasil terkadang berkata lain tak jarang ia hanya mendapat 10-20rb saja per harinya bahkan saat bertemu tim Saling Berbagi ia baru mendapat 1 pembeli di petang hari dengan untung Rp10.000.
“Kalau tidak ada yang beli, ya sudah, mungkin besok lebih baik” kata Pak Budi dengan senyum yang lemah.
“Saya juga suka jualan sampai malem kalau dagangannya belum laku.” Lanjutnya
Sang istri tercinta sudah lebih dulu dipanggil Yang Maha Kuasa 10 tahun lalu meninggalkan Pak Budi dan anak-anaknya bekerja sebagai asisten rumah tangga di luar pulau dan dalam kondisi ekonomi yang sama-sama sulit sehingga tak banyak yang bisa mereka lakukan, bisa berkumpul saja adalah momen yang sangat langka karena jarak yang jauh.
Pak Budi tinggal anak bungsunya sudah menikah dan tinggal bersama berdesakan di kontrakan petak yang sempit bersama menantu dan sang cucu ditemani perabot tua dengan kondisi yang memprihatinkan. Cobaan silih berganti anaknya pun harus merasakan pahitnya hidup menjadi korban PHK pasca corona hingga sekarang kerja serabutan dan bergantian membayar kontrakan yang terkadang tidak bahkan tidak terbayar dan menunggak.
Pak Budi ingin membuka usaha warung kelontong agar tidak perlu berkeliling jauh lagi dan bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
Di usianya yang senja, Pak Budi seharusnya sudah beristirahat dan menikmati masa tua. #orangbaik, yuk bantu ringankan beban Pak Budi dan bantu Pak Budi untuk hidup lebih layak.

Anak korban PHK! Pak Budi Harus Berjuang di usia Senja
terkumpul dari target Rp 60.000.000