Hidup kecil Ramadhan sudah diwarnai ujian berat. Tubuh mungilnya datang dengan kondisi rapuh, membuatnya harus langsung dipisahkan dari pelukan ibu dan ayah. Selama hampir sebulan ia terbaring dalam pengawasan ketat para perawat, berjuang tanpa suara. Di luar ruang itu, kedua orangtuanya hanya bisa menahan napas saat dokter menyampaikan kenyataan pahit yang membuat harapan mereka goyah.

Pertumbuhan otaknya terhambat, sehingga tubuh kecilnya menjadi tegang dan hampir tak mampu mengikuti perintah. Satu sisi paru-parunya tak pernah terbentuk, membuat tiap tarikan napas terasa berat dan membuat dadanya perlahan masuk ke dalam. Kondisinya diperparah oleh kekurangan nutrisi yang lama, sampai-sampai di usianya yang sudah dua tahun, bobotnya tak lebih dari lima kilogram.

Penglihatan kecil Ramadhan pun tak pernah mengenal terang. Dunia yang seharusnya penuh warna justru gelap seluruhnya, membuatnya tak mampu melihat sosok ayahnya sendiri. Ia hanya bisa merasakan sentuhan tangan Pak Asandi, yang setiap hari berjaga tanpa lelah di sampingnya. Tenaga medis memberi kabar berat: tanpa perawatan ketat dan tindakan operasi secepat mungkin, hidup Ramadhan berada di ujung yang sangat rapuh.

Tapi keluarga ini tak punya kemampuan untuk mengejar semua kebutuhan itu. Pak Asandi hanya bekerja seadanya, mengambil pekerjaan apa pun yang ada, dan kadang pulang tanpa membawa uang sama sekali. Di hari paling beruntung saja, ia hanya mendapatkan sekitar seratus lima puluh ribu, dan itu belum tentu terjadi setiap hari. Sementara itu, susu khusus yang seharusnya menjadi satu-satunya asupan Ramadhan berharga ratusan ribu dan hanya bertahan tiga hari. Sudah lama mereka tak mampu membelinya lagi.

Ramadhan hidup dalam kondisi yang serba terbatas. Tanpa alat bantu apa pun, ia sering tiba-tiba kesulitan bernapas hingga dadanya tampak tertarik ke dalam dan wajahnya berubah tegang. Di tengah keadaan itu, Pak Asandi pernah membuat sebuah foto yang menampilkan Ramadhan sebagai anak yang sehat dan ceria. Itu bukan sekadar gambar—melainkan cara seorang ayah menyimpan harapan yang belum sanggup ia ucapkan.

Mari bersama jadi napas tambahan untuk Ramadhan; dengan bantuan kecil yang kamu sisihkan hari ini, kamu bisa membuka kesempatan baginya untuk mendapat perawatan yang layak, meredakan sesaknya, dan memberi harapan baru bagi keluarga kecil yang hampir kehabisan tenaga untuk bertahan.

Halo #TemanKebaikan ! 

Lihat dan rasakan kebaikan dari kamu yang #BeneranBerdampak untuk semua di link berikut ini ya:)

https://sajiwafoundation.org/publications/sajiwa-news

Mengapa Sajiwa Foundation?

1. Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material

2. Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.

3. Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.

4. Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.

5. Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.

 https://sajiwafoundation.org/

Jl. Atlas Raya No.21, Babakan Surabaya, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat 40281

02220504715

Hubungi kami jika kamu ingin berkolaborasi lebih lanjut ke nomor resmi ini ya :)

085174166464