“Sekarang udah jarang ada yang butuhin jasa porter kaya kami.. Kalau lagi sepi, kami cuma bisa duduk di pojokan, nunggu ada yang panggil.. Kadang seharian nggak ada juga.” Begitu kira-kira curhat seorang porter lansia di Pasar Tanah Abang. 

Setiap hari, dari jam 7 sampai jam 5 sore, mereka berdiri di lorong-lorong pasar, menanti ada yang butuh jasanya. Baju-baju bal-balan mereka angkut dari pembeli ataupun dari toko, kadang sampai puluhan kilo. 

“Dulu kalau mau lebaran  atau acara besar pasar tuh rame banget Mas, kita seneng banget karena sehari bisa dapet sampe 300 ribu. Sekarang? Sepi banget, dapet 20 ribu aja udah bersyukur banget. Pembeli jarang, toko-toko juga banyak yang tutup…” Curhatan para lansia di Pasar Tanah Abang. 

Tanah Abang mulai kehilangan napasnya. Toko-toko online yang makin menjamur pelan-pelan menggerus peran toko fisik. Dan di tengah pergeseran zaman itu, ada ratusan porter yang nasibnya juga ikut tergerus. 

Bayangkan, satu gedung saja ada lebih dari 350 porter. Semua berharap dapat angkut satu-dua orderan. 

“Kalau dulu 100 atau 60 kilo kami masih sanggup angkut karena masih muda fisik masih kuat.. Sekarang angkut 30 kilo aja rasanya kita udah mau nyerah, semua badan sakit.. Jadinya yang diatas 30 kilo kita udah pakai lori aja,” Kata Pak Marsani. 

“...Jarang ada orang yang minta angkut ke kami lansia 70 tahunan ini, mungkin mereka juga kasihan lihat fisik kami yang udah renta. Padahal, kami siap angkut berapa kilo aja, asal keluarga dirumah bisa makan,” Lanjut para porter. 

Satu-satunya harapan mereka: langgangan nya. Kalau langganan lagi nggak ada? Terpaksa keliling, tawarin jasa dari orang ke orang dan toko ke toko. “Mba/Mas? Mau di angkut barangnya,” 

Dan mirisnya lagi.. 

Para lansia disana tak jarang terpeleset, jatuh, sakit, lalu tak bisa kerja lagi. Dan sedihnya? Tak ada yang menjamin kehidupan mereka setelah itu. 

“Makannya saya pengen sehat terus, supaya bisa terus bekerja.. Kalau saya udah nggak bisa apa-apa siapa yang mau nafkahin keluarga dirumah,” Kata Para Porter. 

Banyak dari mereka sudah berusia lanjut, seharusnya beristirahat di rumah, tapi keadaan memaksa mereka terus bekerja. Pundak yang bungkuk, tangan yang bergetar, dan nafas yang tersengal tak buat mereka menyerah. 

Karena satu hal: harapan. Mereka masih berharap… pasar bisa hidup kembali dan banyak yang ingin memakai jasanya untuk keluarga dirumah bertahan hidup. 

#TemanKebaikan, jadi bagian dari kebaikan ini dan bantu para porter hidup layak yuk? 

Halo #TemanKebaikan ! 

Lihat dan rasakan kebaikan dari kamu yang #BeneranBerdampak untuk semua di link berikut ini ya:)

https://sajiwafoundation.org/publications/sajiwa-news

Mengapa Sajiwa Foundation?

1. Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material

2. Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.

3. Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.

4. Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.

5. Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.

https://sajiwafoundation.org/

Jl. Atlas Raya No.21, Babakan Surabaya, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat 40281

02220504715

Hubungi kami jika kamu ingin berkolaborasi lebih lanjut ke nomor resmi ini ya :)

085174166464