Kendaraan terus melintas, sementara seorang penjual kopi tampak bergetar tubuhnya. Dengan tangan yang tak stabil ia merapikan dagangan, seolah menggantungkan harapan besar pada satu-dua orang yang mungkin sudi berhenti membeli.

Namanya Pak Hery (47). Sejak sepuluh tahun terakhir, ia harus berjuang melawan penyakit gangguan syaraf langka. Kondisi itu merenggut banyak hal dari hidupnya, pekerjaan yang dulu menjadi tumpuan keluarga, bahkan istrinya yang memilih pergi meninggalkannya.

Kini tubuhnya tak lagi bisa ia kendalikan sepenuhnya. Tangan, kaki, juga badannya sering bergerak tanpa kendali, kadang mendadak mati rasa hingga membuatnya terjatuh begitu saja.

Meski sakit membuat langkahnya terbatas, Pak Hery tak pernah berhenti berjuang. Ia tetap mencari nafkah demi anaknya bisa terus sekolah, agar kelak tumbuh lebih baik darinya. Dalam hati, ia masih menyimpan harapan: semoga suatu hari bisa sembuh, bekerja layak kembali, dan menemani sang anak meraih cita-cita.

Harapan yang dipeluk Pak Hery sering kali runtuh di hadapan kenyataan. Berkali-kali orang mendekat ke gerobaknya, namun segera menjauh ketika melihat tubuhnya yang tak bisa dikendalikan. Seolah penyakit itu membuatnya tak pantas dipercaya, meski sebenarnya ia masih sanggup menyeduh setiap cangkir kopi dengan penuh hati-hati.

Hari-harinya dihabiskan berkeliling sejak matahari terbit hingga malam menutup jalanan. Namun sekeras apa pun ia berusaha, uang yang terkumpul jarang lebih dari dua puluh ribu rupiah. Jumlah kecil itu harus cukup: untuk sekedar makan bersama anaknya, dan untuk membeli bahan agar esok ia masih bisa kembali berjualan.

Bahkan tak jarang, Pak Hery mendapat pembeli yang sengaja memanfaatkan kondisinya untuk tidak membayar. Setelah kopinya selesai dibuatkan, pembeli banyak yang langsung lari meninggalkan Pak Hery begitu saja.

Pak Hery tidak punya pilihan lain. Saat ini ia harus berjuang mati-matian sendirian dibalik keterbatasan yang dimiliki.

Setiap hela napas yang ia panjatkan selalu dibarengi doa untuk sang anak. Ia berharap buah hatinya tetap tegar, terus bersekolah, dan kelak bisa meraih kehidupan yang lebih baik dari dirinya. Dalam diam, ia menaruh semua mimpi itu pada ikhtiar dan doa yang tak pernah berhenti ia lantunkan.

Teman kebaikan, mari kita bantu wujudkan mimpi Pak Hery agar anaknya tidak putus sekolah dan bisa meraih cita-citanya.

Halo #TemanKebaikan ! 

Lihat dan rasakan kebaikan dari kamu yang #BeneranBerdampak untuk semua di link berikut ini ya:)

https://sajiwafoundation.org/publications/sajiwa-news

Mengapa Sajiwa Foundation?

1. Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material

2. Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.

3. Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.

4. Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.

5. Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.

 https://sajiwafoundation.org/

Jl. Atlas Raya No.21, Babakan Surabaya, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat 40281

02220504715

Hubungi kami jika kamu ingin berkolaborasi lebih lanjut ke nomor resmi ini ya :)

085174166464