
Tolong Ringankan Beban Hidup Mak Anah Kak
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Dulu aku kira, aku udah cukup kuat. Udah cukup sabar buat hadapin hidup yang keras ini. Tapi setelah lihat perjuangan Mak Anah... rasanya kayak ditampar kenyataan. Ternyata perjuanganku belum ada apa-apanya.
Emak lebih kuat dari yang pernah aku bayangin. Emak lebih sabar dari siapapun yang pernah aku kenal. Dan di balik tubuhnya yang ringkih itu, ada hati yang nggak pernah berhenti berjuang… semata-mata demi dua orang yang paling dia cintai di dunia ini.
“Cuma Emak yang bisa ke sana kemari, Nak… Suami udah susah lihat karena katarak… Anak kena polio dari kecil, nggak bisa jalan, nggak bisa ngomong… Makanya Emak harus kuat. Pagi kerja di sawah, pulang sebentar, terus lanjut jualan kerupuk sampai jam 11 malem...” ucap Mak Anah sambil terisak.
Tangisnya nggak bisa ditahan. Suaranya bergetar. Tatapan matanya kelihatan lelah banget..
Mak Anah (60) memang bukan ibu biasa. Di usia yang seharusnya bisa duduk tenang di rumah, beliau masih harus kerja dari pagi buta hingga hampir tengah malam.
Sedihnya Anah nggak punya pilihan lain. Kalau beliau tidak bekerja, siapa yang mampu menafkahi suami dan danaknya?
Suaminya udah nggak bisa bantu. Kataraknya makin parah. Pandangannya udah kabur. Dan kalau terus dibiarin, bisa-bisa Abah buta selamanya.
“Mak pengin banget bawa Abah ke rumah sakit, operasi, biar bisa lihat lagi. Tapi… ya gimana? Buat makan aja kadang cuma bisa ngandelin beras dari hasil jadi buruh sawah.”
Anaknya, umur 36 tahun, dari kecil udah kena polio. Nggak bisa jalan, nggak bisa ngomong. Gerak tubuhnya juga nggak bisa dikontrol. Tiap kali makan atau minum, selalu ada risiko tersedak. Emak harus jagain terus. Harus selalu siaga. Setiap saat.
Perjuangan Emak besar banget, capek banget, istirahat juga cuma sebentar banget. Tapi penghasilan yang didapat cuma sedikit. Satu plastik kerupuk yang terjual aja cuma untung Rp2000.
Sampe Emak punya prinsip:
“Kalau belum laku 5 plastik, emak nggak akan pulang nak.. Soalnya kalau belum laku 5 bungkus, emak nggak bisa pulang, nggak ada ongkos..”
Kebayang nggak? Seorang nenek 60 tahun, jalan sendirian pulang malam di jalanan sepi. Sampe Emak bilang,
“Emak pasrah, Nak… kalau pulang malem, kadang takut juga ketemu orang jahat. Tapi doain aja Emak panjang umur ya... Soalnya kalau Emak nggak ada, suami sama anak siapa yang mau ngurusin?”
Ya Allah... Kalau kamu denger langsung kisah hidup Mak Anah, mungkin kamu juga bakal nunduk sambil nahan air mata. Karena beban yang beliau pikul itu berat banget. Tapi salutnya Emak nggak pernah nyerah.
#TemanKebaikan, beban Mak Anah berat banget.. Bantu perjuangannya untuk bawa Suami bisa oeprasi dan anaknya bisa berobat, sembuh, dan hidup mandiri yuk?
Halo #TemanKebaikan !
Lihat dan rasakan kebaikan dari kamu yang #BeneranBerdampak untuk semua di link berikut ini ya:)
https://sajiwafoundation.org/publications/sajiwa-news
Mengapa Sajiwa Foundation?
1. Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
2. Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
3. Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
4. Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
5. Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
https://sajiwafoundation.org/
Jl. Atlas Raya No.21, Babakan Surabaya, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat 40281
02220504715
Hubungi kami jika kamu ingin berkolaborasi lebih lanjut ke nomor resmi ini ya :)
085174166464

Tolong Ringankan Beban Hidup Mak Anah Kak
terkumpul dari target Rp 100.000.000