
Bantu Adik Kakak Disabilitas Bertahan Hidup!
terkumpul dari target Rp 90.000.000
NYESEK BANGET! Kalau aku jadi Mas Karjani (33) dan Mbak Satini (35)… kayaknya nggak akan sanggup. Rasanya berat banget hidup sebagai disabilitas yang sejak kecil sudah harus menerima penolakan dari orang tua sendiri.
Dari kecil, orang tua mereka malu punya anak disabilitas. Nggak pernah benar-benar merawat, nggak pernah menerima. Bahkan Mas Karjani dilarang sekolah karena dianggap “memalukan”.
“Sejak kecil, orang tua justru meminta kami kerja, bukan sekolah,” — Mas Karjani.
Kalau ada teman ngajak main pun, Mas Karjani dilarang keras ikut. Bayangin… anak kecil yang harusnya bermain, malah dilarang bahkan untuk sekadar punya teman.
Orang tua mereka sudah bercerai… dan nggak ada yang peduli ke mereka berdua.
Bahkan sampai memusuhi mereka. Kalau bukan warga desa yang ngelindungin, dua saudara ini udah diusir dari rumah sendiri.
Padahal hidup menjadi seorang disabilitas itu nggak ada yang pernah meminta ya? Ini adalah bentuk kasih Tuhan pada mereka, dengan cara yang berbeda.
Mas Karjani menjadi disabiitas karena terkena polio waktu usia 8 bulan. Awalnya cuma panas biasa, tapi kakinya berhenti tumbuh normal, tulang belakang ikut terdampak. Sedihnya sampai sekarang, untuk jalan saja dia harus pakai tongkat… itu pun sambil terseok.
Seperti tak diberi ruang, selain tekanan dari orang tua… Teman-teman kecilnya juga sering membully.
Ada yang niruin cara jalannya buat bahan ketawaan. Ada yang manggil dia “si cacat”. Bahkan pernah ada yang nendang tongkat yang dipakai buat jalan, cuma karena iseng.
Sampai akhirnya dia berhenti sekolah total. Bukan cuma karena sakit… tapi karena hatinya hancur. Efek tekanan di masa kecil, saat masuk usia dewasa pun, luka itu masih terbawa.
Mas Karjani sering minder dan bilang:
“Teman-teman seumuran udah nikah, udah kerja… aku masih begini…”
Pernah, Mas Karjani bilang ke kakaknya, “Gimana kalau kita adopsi anak, mbak? Biar nanti kalau kita tua… ada yang jagain…”
Dan kalimat itu… pedih banget. Kayak dia tahu hidupnya cuma berdua dengan Mbak Satini, nggak ada siapa-siapa.
Sekarang mereka hidup hanya mengandalkan jualan es lilin. Itupun milih orang lain, yang tetap harus setoran ke pemiliknya. Jadi ketika laku semua, paling untung cuma 20 ribu per hari.
Kadang rame, seringnya sepi. Dan kalau nggak ada yang beli, mereka makan es lilinnya sendiri karena kehausan karena nggak ada uang untuk beli makanan.
Yang paling gong, mernah tiga hari mereka nggak makan apa-apa… cuma minum air, karena nggak ada penghasilan sama sekali.
Setiap hari, Mas Karjani mendorong kursi roda kakaknya sambil pakai tongkat. Jalannya terseok, sering jatuh, dan harus istirahat tiap 5 menit karena cepat capek dan sakit kakinya.
Kakinya nggak sama panjang, jadi beliau nggak bisa pakai sendal… Kalau siang keliling jualan, kakinya sering panas banget sampai melepuh.
Sementara Mbak Satini yang disabilitas juga, cuma bisa menawarkan es lilin ke orang-orang di jalan.
Sekarang, yang mereka mau itu sederhana banget… Punya usaha kecil yang layak, supaya bisa makan tiap hari dan nggak harus keliling panas-panasan sambil menahan sakit.
Kak… kalau hari ini kita nggak bantu, mereka bakal terus bertahan dengan pola hidup yang semakin nggak manusiawi.
Mereka bisa jatuh sakit, kelaparan lagi, atau bahkan kehilangan tempat tinggal. Padahal mereka cuma punya satu sama lain. Nggak ada orang tua, nggak ada saudara lain, nggak ada tempat pulang selain rumah itu.
Sedikit bantuan dari Kakak bisa bikin mereka punya usaha sendiri, bisa makan layak, dan berhenti keliling di bawah terik sambil terseok-seok.
Yuk Kak… bantu Mas Karjani & Mbak Satini punya hidup yang lebih manusiawi.
Supaya mereka nggak harus terus merasa “sendiri” di dunia ini.
Halo #TemanKebaikan !
Lihat dan rasakan kebaikan dari kamu yang #BeneranBerdampak untuk semua di link berikut ini ya:)
https://sajiwafoundation.org/publications/sajiwa-news
Mengapa Sajiwa Foundation?
1. Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
2. Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
3. Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
4. Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
5. Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
https://sajiwafoundation.org/
Jl. Atlas Raya No.21, Babakan Surabaya, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat 40281
02220504715
Hubungi kami jika kamu ingin berkolaborasi lebih lanjut ke nomor resmi ini ya :)
085174166464
Bantu Adik Kakak Disabilitas Bertahan Hidup!
terkumpul dari target Rp 90.000.000
