
Abah 75 Tahun Pikul Sepeda Bekas Demi Istri Berobat
terkumpul dari target Rp 70.000.000
Kenalin, ini Abah Idim. Usianya udah 75 tahun. Di saat banyak orang seusianya duduk tenang menikmati masa tua, Abah justru masih harus keliling memanggul sepeda bekas dagangannya, dari satu tempat ke tempat lain—semua demi bisa terus bertahan hidup.
Sejak 2010, Abah berjualan sepeda anak-anak bekas. Sebagian ia dapat dari pemulung, sebagian lagi dari hasil renovasi sendiri. Kadang harus beli cat baru, baut pengganti, atau mengganti bagian yang sudah rusak—semuanya dilakukan dengan tangan keriputnya yang tak pernah berhenti bekerja.
Harga sepedanya dijual antara Rp150.000 sampai Rp300.000. Tapi tak jarang, yang menawar begitu tega, menurunkan harga sampai seratus ribu lebih murah. Padahal seminggu penuh kadang tak ada satu pun sepeda yang laku.
Karena ingin dagangannya laku, Abah berkeliling hingga 10-15 km sehari, seringnya sampai larut malam. Tak peduli mau panas ataupun hujan ia akan terjang. Kalau belum juga laku, Abah kadang menginap di rumah teman, lalu lanjut jualan ke tempat baru keesokan harinya. “Siapa tahu ada rezeki di tempat lain,” begitu katanya.
Selama jualan, Abah sering hanya makan sekali sehari—kalau ada yang memberi. Bahkan seringkali harus menahan lapar sampai malam. Tubuhnya kini sering sakit, pendengarannya menurun, dan batuk-batuk tak kunjung sembuh karena terlalu sering kehujanan dan kehujanan saat di jalan.
Di rumah, istri Abah juga sedang sakit. Batuk, rematik, kepala pusing berkepanjangan. Sekarang sudah tak bisa melakukan apa-apa sendiri. Kadang harus tinggal sendirian saat Abah pergi berjualan, atau bergantung pada tetangga yang baik hati.
Rumah Abah pun sangat sederhana. Sekali buka pintu, langsung terlihat tempat tidur. Kalau hujan deras, air masuk sampai ke dalam. Tapi Abah tak pernah mengeluh—yang penting bisa tetap jualan, bisa tetap rawat istrinya, meski itu artinya harus menahan lelah, sakit, dan dingin malam.
Keinginan Abah sederhana: bisa berjualan dari rumah. Tak perlu lagi keliling, cukup agar tetap bisa dekat dengan istri dan mengurangi sakit punggung yang makin sering menyerang. Tapi untuk itu, Abah butuh bantuan kita.
Bersama, yuk bantu ringankan langkah Abah Idim. Kita bisa bantu Abah punya tempat jualan sederhana di rumah, dan modal usaha agar tak perlu lagi mendorong sepeda sejauh 15 km. Sedikit dari kita, berarti besar untuk beliau.
Halo #TemanKebaikan !
Lihat dan rasakan kebaikan dari kamu yang #BeneranBerdampak untuk semua di link berikut ini ya:)
https://sajiwafoundation.org/publications/sajiwa-news
Mengapa Sajiwa Foundation?
1. Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
2. Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
3. Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
4. Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
5. Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
https://sajiwafoundation.org/
Jl. Atlas Raya No.21, Babakan Surabaya, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat 40281
02220504715
Hubungi kami jika kamu ingin berkolaborasi lebih lanjut ke nomor resmi ini ya :)
085174166464

Abah 75 Tahun Pikul Sepeda Bekas Demi Istri Berobat
terkumpul dari target Rp 70.000.000