Rumah untuk Nek Omilah, Lansia yang Hidup Sebatang Kara
terkumpul dari target Rp 200.000.000
“Suami sudah meninggal, anak-anak tidak pernah berkunjung. Nenek hanya sendiri, tapi insya Allah kuat.” - Nek Omilah, 80 tahun
Kondisi Nek Omilah (80) sangat memprihatinkan, beliau telah tinggal sendirian sejak 8 tahun yang lalu dalam kondisi rumah yang sangat tidak layak dan tidak ada listrik. Nek Omilah hidup sendirian setelah suaminya meninggal dan keempat anaknya telah memiliki rumah sendiri. Meskipun begitu, anak-anaknya jarang atau bahkan tidak pernah mengunjunginya di rumahnya.
Rumahnya terletak di Desa Panyindangan, Kabupaten Cianjur, di tengah-tengah sawah. Atap rumah sering bocor saat musim hujan, dan dindingnya terbuat dari anyaman bambu yang sudah lapuk dan bolong-bolong, sehingga bisa menembus dinginnya malam. Lantainya hanya terbuat dari papan yang rapuh dan mudah patah. Rumahnya berbentuk panggung dan hanya ditopang oleh bambu panjang, sehingga saat musim hujan yang lalu, rumahnya hampir roboh akibat angin kencang dan air yang deras menimpa genteng.
Karena tidak ada sumber air sumur atau ledeng didalam MCK rumahnya, Nek Omilah harus mengambil air dari sungai di belakang rumahnya yang bersebelahan dengan hutan, kurang lebih jaraknya 100 meter dari rumah. Itu pun harus melintasi jalan yang tanahnya licin dan tidak rata. Walaupun keruh, air tersebut beliau gunakan untuk keperluan keseharian hingga dikonsumsi.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Nek Omilah bekerja sebagai petani di ladang pare yang dimiliki oleh orang lain. Setiap hari, dia bekerja keras dari pagi hingga siang, meskipun upahnya tidak banyak. Beliau meraup untung hanya 200 ribu per bulannya.
Teman berbagi, ayo kita bantu Nek Omilah menghabiskan masa senjanya di rumah yang layak!
Rumah untuk Nek Omilah, Lansia yang Hidup Sebatang Kara
terkumpul dari target Rp 200.000.000