Perjuangan Rani untuk Ibu dan Kakaknya di Tengah Derita
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Di tengah gempuran kehidupan yang keras, Rani adalah lambang kekuatan dan pengorbanan. Dia tinggal di rumah yang hampir roboh bersama ibunya yang sakit kanker kulit dan kakaknya yang mengalami gangguan jiwa.
Ketika ayahnya meninggal dunia ketika Rani baru berusia 15 tahun, semua beban keluarga terpaksa ditanggungnya.
Sejak saat itu, Rani menjadi tulang punggung keluarga, memikul tanggung jawab yang sangat berat. Penyakit ibunya dimulai sejak Rani masih duduk di bangku sekolah dasar. Sayangnya, keterbatasan biaya dan ketidakhadiran BPJS Kesehatan membuat ibunya tak mendapatkan pengobatan yang layak.
Ketika BPJS Kesehatan akhirnya didapatkan setelah kematian ayahnya, Rani berani mengambil langkah besar: membawa ibunya ke puskesmas meski dengan rasa takut yang mendalam akan biaya yang mungkin tidak tertutup.
Setelah mendapatkan rekomendasi untuk berobat ke RSUP Hasan Sadikin di Bandung, Rani memutuskan untuk berhenti sekolah demi menemani ibunya. Selama di Bandung, dia bekerja keras di konveksi kerudung anak sekolah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kembali ke Cirebon, Rani melamar pekerjaan sebagai kasir di minimarket sambil tetap menjadi driver ojek online di malam hari, semua demi pengobatan ibunya dan merawat kakaknya.
Namun, kondisi keuangan yang terbatas membuat pengobatan ibunya terhenti, kini kondisinya makin memprihatinkan. Meski begitu, Rani tetap teguh dalam tekadnya. Dia mengabdikan hidupnya untuk merawat ibu dan kakaknya dengan sepenuh hati.
Setiap hari, Rani bekerja di pondok pesantren sebagai juru masak dan menjual makanan ringan kepada santri untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Rumah yang mereka tempati sangat memprihatinkan, dengan genteng dan tembok yang bolong, serta air yang harus ditimba secara manual. Ibunya, yang bekerja sebagai tukang anyam tudung saji, hanya menghasilkan Rp10.000 sehari. Dengan segala keterbatasan ini, Rani belum mampu membawa kakaknya berobat.
Di tengah segala kesulitan, harapan Rani tak pernah pudar. Dia berharap ada yang terketuk hatinya untuk membantu keluarganya agar bisa berobat dan hidup lebih baik. Rani terus berjuang, tidak hanya untuk keluarganya, tetapi juga untuk meraih cita-citanya yang tertunda. Baginya, cinta dan pengorbanan untuk ibu dan kakaknya adalah hal yang paling berharga.
Sahabat berbagi, yuk bantu wujudkan harapan Rani dengan cara Klik tombol “DONASI SEKARANG” di Campaign ini sekarang Juga!
Perjuangan Rani untuk Ibu dan Kakaknya di Tengah Derita
terkumpul dari target Rp 100.000.000