
Perjuangan Bu Komalawati Demi Keluarga
terkumpul dari target Rp 50.000.000
“Jika rumah ini ambruk, bukan hanya atap yang hilang… tapi juga satu-satunya keluarga yang saya miliki.”
Itulah bisikan hati Bu Komalawati (54), setiap kali hujan deras mengguyur gubuk reyotnya, sambil memeluk anak dan ibunya yang renta. Di usia senja, ia harus menahan lelah, cemas, dan rasa takut yang tak pernah surut.
Sejak suaminya meninggal lima tahun lalu akibat Covid-19, seluruh beban hidup jatuh di pundaknya. Ia tinggal bertiga di sebuah gubuk kecil berdinding anyaman bambu bersama Lilis (27), anaknya yang menderita epilepsi sejak lahir, dan Mak Unah (87), ibunya yang sudah renta. Papan lapuk menjadi lantai, dinding penuh lubang, dan atap bocor nyaris tak mampu menahan hujan.
Setiap kali angin kencang menerpa, Bu Komalawati hanya bisa memeluk Lilis dan Mak Unah, menahan napas dan berdoa. “Saya hanya ingin mereka tetap aman… meski rumah ini hampir roboh,” lirihnya sambil menatap langit gelap penuh awan mendung.

Namun perjuangan Bu Komalawati tidak berhenti di rumah. Demi bertahan hidup, ia membuat kerudung sendiri dari potongan kain sisa konveksi dekat rumah. Dengan mesin jahit tua peninggalan suaminya, ia menyambung satu per satu potongan kain menjadi kerudung yang layak pakai. Setiap hari ia mendorong kursi roda, membawa Lilis berkeliling, agar dagangannya bisa laku.

Penghasilan yang didapat sangat minim: jika beruntung, ia membawa pulang Rp10.000 hingga Rp20.000. Uang itu bahkan tak cukup untuk membeli lauk sederhana. Sementara itu, ia harus meninggalkan Mak Unah sendirian di gubuk yang rapuh, takut sesuatu terjadi pada ibunya saat hujan dan angin menerjang.
“Kalau ada sedikit modal, saya ingin buka usaha kecil di rumah saja. Supaya saya bisa tetap merawat anak dan ibu tanpa harus meninggalkan mereka,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca, harapan terpancar meski raut wajahnya lelah dan penuh cemas.

Insan Baik : Hari ini, kita bisa menjadi cahaya untuk Bu Komalawati dan keluarganya. Donasi Anda bukan hanya akan membantu kebutuhan harian, obat-obatan, dan gizi, tapi juga memberi mereka kesempatan untuk hidup lebih aman: rumah yang layak, usaha kecil di rumah, dan ketenangan bagi Lilis dan Mak Unah.
Bayangkan, satu hujan deras bisa menghancurkan gubuk reyot mereka dan tanpa bantuan kita, Bu Komalawati mungkin tidak bisa lagi melindungi keluarganya. Tapi dengan kita berdiri bersama, kita bisa menjadi pelindung mereka, memberi mereka harapan yang nyaris padam.
Setiap rupiah yang kita berikan adalah pelukan hangat, napas baru, dan secercah cahaya bagi keluarga ini. Mari genggam tangan Bu Komalawati hari ini, sebelum badai berikutnya datang. Jangan biarkan mereka berjuang sendirian. Karena hari ini, kita bisa menjadi perbedaan hidup mereka.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk modal usaha dan penunjang kebutuhan. Juga akan digunakan untuk penerima manfaat dan program sosial kemanusiaan lainnya dibawah naungan Amal Baik Insani.
Perjuangan Bu Komalawati Demi Keluarga
terkumpul dari target Rp 50.000.000
