Bantu Rumah Tahfiz dan Pesantren Yatim Nusantara
terkumpul dari target Rp 500.000.000
Malu rasanya mendengar perjuangan Fitri, seorang santri yatim mualaf yang tak punya modal hafalan Quran, tapi punya kemauan kuat untuk mengikuti seleksi di Rumah Tahfidz Istana Sufara Quran (ISQ), Kabupaten Asahan.
Fitri menjadi mualaf setelah ibunya meninggal dunia. Sang ayah yang saat itu tidak memiliki kemampuan finansial untuk merawat Fitri, memutuskan untuk menitipkan Fitri kepada orang tua asuh. Dari sanalah Fitri dikenalkan dengan Islam.
Orang tua asuhnya merawat Fitri dengan modal pendapatan pensiun sejumlah 200 ribu per bulan. Dengan penghasilan yang tak seberapa tersebut, Fitri akhirnya berjualan kacang ke warung-warung di dekat rumah. Ia biasanya mengantongi untung 10 ribu setelah 3 hari berjualan.
Di tengah kesibukannya sekolah dan berdagang, Fitri juga menghafal Quran secara mandiri. Tak banyak hafalan yang ia punya, namun kepercayaan diri dan motivasi kuat yang Fitri miliki mengantarnya untuk bisa lolos menjadi santri baru Rumah Tahfidz Istana Sufara Quran.
Di sinilah ia membuktikan keseriusannya dalam menghafal Quran. Jika sebelumnya bacaan tilawah Fitri tidak fasih, kini ia mulai mengerti tajwid perlahan-lahan. Ia pun sudah terbiasa menghafal Quran dan pandai menulis ulang ayat beserta arti dari juz yang telah ia hafal.
Rumah Tahfidz Istana Sufara Quran (ISQ) adalah rumah Qur’an gratis untuk yatim dhuafa. Di bangunan yang kondisinya sangat sederhana ini, Fitri dan 43 santri lainnya berjuang untuk belajar dan menghafal Qur’an dengan keterbatasan fasilitas dan dana.
Oleh karena itu, Fitri dan teman-temannya dituntut untuk mengasah kemampuan wirausaha melalui program Tahfidzpreneur. Mereka berkreasi menciptakan makanan ringan, peyek, sabun cuci piring, dan produk apa saja untuk dijual. Uang hasil jualan inilah yang kemudian digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Berkat bantuan sedekah dari para donatur, Fitri dan 12 santri lainnya yang bermukim di Rumah Tahfiz ISQ bisa mendapatkan dana tambahan. Jatahnya memang tak seberapa, hanya sekitar Rp12.500 per anak dan itu cukup irit untuk 3x makan.
Pengurus Rumah Tahfidz sebisa mungkin berhemat agar dana bantuan yang terhimpun bisa ditabung untuk melengkapi fasilitas Rumah Tahfidz, mulai dari mengganti kasur santri yang sudah tipis, hingga membeli kelengkapan Quran dan Iqra untuk para calon penghafal Quran cilik yang semakin banyak jumlahnya.
Rumah Tahfiz ISQ hanya satu dari sekian banyak rumah Qur’an untuk yatim dhuafa di Indonesia yang kondisinya masih jauh dari kata nyaman. Melihat kondisi ini, Harapan Amal Mulia berinisiatif untuk membuat program #PeduliHafidzQuran agar dapat membantu anak-anak yatim dhuafa di berbagai wilayah menjadi penghafal Qur’an.
Melalui Program #PeduliHafidzQuran, sahabat bisa bantu berikan fasilitas terbaik untuk yatim dhuafa yang kurang beruntung untuk bisa hafal Qur'an. Insya Allah, dana yang terhimpun akan diprioritaskan untuk:
1. Kebutuhan operasional santri dan para pengajar 2. Renovasi dan pemenuhan fasilitas belajar mengajar Al-Quran 3. Mencukupi makanan bergizi untuk para penghafal Quran
Yuk KLIK "DONASI SEKARANG"
-
Rp 173.052
Bantu Rumah Tahfiz dan Pesantren Yatim Nusantara
terkumpul dari target Rp 500.000.000