300 orang tewas hanya dalam waktu kurang dari setengah hari. Korban termasuk anak-anak dan perempuan! Serangan udara itu terjadi di bulan Ramadhan lalu. Saat sebagian dari kita bersiap sahur, mereka justru melihat tubuh-tubuh tergeletak. Beberapa keluarga bahkan tak menyangka, waktu berbuka mereka malam itu adalah yang terakhir bersama orang tersayang.

 

Kini, Ramadhan telah berlalu, tapi penderitaan mereka belum berakhir. Serangan susulan datang tanpa peringatan, gencatan senjata berakhir begitu saja, dan warga Gaza kembali hidup dalam rasa takut yang sama setiap malamnya. Dalam setiap salat, mereka masih harus menambah rakaat untuk salat jenazah. Trauma masih mengakar dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa anak tak lagi punya ibu yang menyiapkan makan pagi, beberapa suami tak lagi punya istri yang menunggu di rumah.

 

Saat kamu terlelap malam ini, di Gaza sana masih ada yang memeluk anggota keluarga sambil gemetar, tak tahu apakah mereka masih bisa melihat fajar esok hari.

Tolong, doakan mereka di sana, bantu mereka di sana. Tolong, pusatkan perhatian pada mereka disana. Tolong, jangan biarkan mereka seolah tak punya saudara seiman. Bantu! Bantu! Bantu! semaksimal yang kita mampu!

 

Kabar dari Gaza bukan sekadar tontonan, tetapi panggilan dari Allah untuk hamba-Nya yang masih memiliki kepedulian. Barangkali, bantuan kita untuk merekalah yang mengantar kita ke syurga-Nya.

Jika hari ini kamu masih ada di barisan para pembela Palestina, masyaAllah, terima kasih atas kepedulianmu.

Alhamdulillah, bantuanmu secara berkala telah kami salurkan. Setiap kiriman bahan makanan, pakaian hangat, obat-obatan, dan air bersih, adalah "tali penyelamat" hidup saudara kita di sana biidznillah.

Mari kita teruskan perjuangan ini. Teruskan bersuara, teruskan membantu kebangkitan Palestina!