Nenek Siti janda hidup sebatang kara , profesi sebagai pemulung dan beberapa bulan terakhir belum bisa memulung karena kondisi kedua matanya yang katarak , setelah mata kananyanya dioperasi dan bergantian matanya sebelah kiri , menmpati bangunan ala kadarnya dengan kondisi bangunan menempel pada pemakaman umum dan sewaktu-waktu bisa digusur tanpa konpensasi apapun karena bukan miliknya

Nenek Siti Janda Sebatang Kara

Ditempat istirahat / tempat tinggalnya di temani atau tidur bersama barang-barang pungutan seperti botol , gelas barang bekas yg bisa dijual sehingga sangat mempengaruhi kondisi kesehatanya

Nenek Siti Janda Sebatang Kara

punya dua cucu , namun tidak tibggal bersamanya , oleh masyarakat setempat kedua cucunya dibantu untuk bisa sekolah di pesantren , masyarakat punya kepedulian terhadap cucunya dan khawatir pengaruh lingkungan , selama ini Nenek Siti dibantu oleh masyarakat setempat walau tidak seberapa namun bisa mengurangi beban

hidupnya , karena beberapa bulan belum juga melakukan kegiatan pesebagai pemulung , menunggu kondisi kesehatanya

Nenek Siti Janda Sebatang Kara

Walau keadaanya sangat meprihatinkan , nenek Siti menyadari ini sebuah ujian dari Allah , dia hanya berharap agar ada yang mau membatu memberikan modal untuk usaha kecil2an seperti makanan jajanan , nenek Siti punya kemampuan membuat beberapa makanan untuk bisa dijual , dan kebetulan ada guru yang mau menerima kuenya untuk dijual disekolah yg lokasi sekolah dengan tempat tinggalnya hanya beberapa meter saja

Nenek Siti Janda Sebatang Kara

Walau hidup dalam kekurangan namun semangat untuk mandiri begitu jelas terlihat beliau tidak meminta-minta , beliau hanya ingin kemampuan membuat kue bisa direalisasikan agar kehidupannya mandiri , Nenek Siti hanya butuh modal kecil untuk mewujudkanya

Teman-teman ayuk kita wujudkan mimpi-mimpi mereka seperti mimpi Nenek Siti Janda sebatang kara , agar ia tidak merasa sebatang kara , agar ia selalu melihat kebaikan diantara manusia yang ia temui