Kalau shalat maghrib dan isya, terpaksa kami gelap-gelapan. Masjid kami belum memiliki instalasi listrik sendiri. Tak hanya itu, bangunannya juga rapuh sudah hampir roboh. 

Ini dia masjid kami, Masjid Nurul Yaqin. Letaknya di Dusun Matajang, Kec. Cenrana, Kab. Maros, Prov. Sulawesi Selatan. Pertama didirikan pada tahun 2003. Ukuranya kecil, memuat sekitar 30 - 40 jamaah.

Masjid kami hanya terbuat dari dinding papan, lantai tanah, dan atap seng. Sampai hari ini Belum pernah direnovasi. Masjid belum memiliki instalasi listrik sendiri. Di kampung kami menggunakan tenaga kincir Sungai. 

Masjid sudah rusak sejak tahun 2015. Banyak papan pada dinding sudah dimakan rayap, atap bocor, rangka atap sudah sangat lapuk, bangunan hampir roboh. Hanya bisa diganjal dengan bambu, tidak ada tempat wudhu dan WC. Sebagai tempat beribadah 30 KK di dusun tersebut.

Kondisi dinding pada masjid yang lapuk membuat kami selalu waspada saat berada di dalam maupun disekitar bangunan. Jadi setiap shalat dan mengaji rasanya tidak tenang. Takut bangunan rubuh memimpa kami. Apalagi saat hujan dan angin kencang, rasanya lebih aman shalat di rumah.

Usaha kami saat ini hanya bisa menopang masjid menggunakan bambu. Wajar saja, mayoritas kami hanya bekerja sebagai petani dengan penghasilan yang tak menentu. Jadi tak bisa memperbaiki masjid dengan layak.

Sayangnya masjid terdekat jarak 8 Km. Harus menggunakan kendaraan motor. Setiap Jumat kami harus pergi ke masjid ini karena ukuran masjid kami kecil. Jadi Masjid Nurul Yaqin hanya digunakan untuk shalat 5 waktu dan pengajian anak-anak. Namun, saat ini pengajian dilakukan di rumah guru ngaji, khawatir dengan keamanannya.

Yuk, Sobat patungan untuk membuat jamaah Masjid Nurul Yaqin beribadah dengan nyaman! Insyaallah setiap rupiah yang diberikan akan bernilai pahala jariyah.Rev