Setiap pagi buta, Abah Tardi sudah berjalan kaki sambil memanggul sayur-sayuran di bahunya. Dagangannya dibungkus rapi dalam keranjang besar. Ada bayam, kangkung, tomat, cabai, dan beberapa jenis sayur lain yang ia ambil dari pasar sejak subuh.

Abah tardi bukan penjual sayur biasa. Ia tidak pakai motor, tidak juga dorongan. Semua sayur dibawa dengan dipanggul, dari rumah ke rumah. Kadang, jarak yang ia tempuh sangat jauh—bisa lebih dari 5 kilometer hanya untuk sampai ke satu kampung. Tapi Lanisa tetap berjalan dengan sabar.

Di setiap rumah yang ia datangi, Abah tardi disambut hangat. Banyak ibu-ibu yang sudah menunggu di depan rumah, karena mereka tahu sayur yang dibawa Abah tardi segar dan harganya jujur. Meski lelah dan berkeringat, Lanisa tetap tersenyum. Ia merasa senang karena bisa membantu orang-orang mendapatkan sayur tanpa harus ke pasar.

“Capek sih, tapi saya senang. Yang penting rezeki halal,” katanya sambil membenarkan keranjang di pundaknya.

Tak berhenti bersyukur abah tardi yang setiap hari mendapatkan penghasilan bersih nya hanya 20-30 ribu perhari,kadang ia tak dapat uang bersih nya karna ia harus membelikan lagi sayuran nya di pasar.

kadang abah tardi jika tidak punya modal,sayuran yang ia bawa itu di dapat nya dengan menggambil dulu dari pasar untuk ia setor kan ke penjual pasar.

meski matahari menyinari ia tetap semangat menjajakan sayuran nya 

meski sering sakit pinggulsemangat nya tetap menyala terus menerus

harapan abah tardi ia ingin sekali memiliki modal usaha dan ia ingin sekali memiliki gerobak agar ia tidak terus memanggul barang dagangan nya.

Teman Berbagi, maukah kalian membantu meringankan beban yang di pinggul abah tardi? Sekecil apapun bantuan dari kalian akan sangat berarti untuk abah tardi.

Disclaimer: dana yang terkumpul akan di gunakan oleh abah Tardi untuk kebutuhan sehari-hari,modal usaha,dan untuk mendukung penerima manfaat lainya di bawah naungan YAYASAN LENTERA PIJAR KEBAIKAN.