Perjuangan Lansia Stroke Penjual Tahu Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Di tengah terik matahari yang begitu menyengat, terlihat seorang perempuan tua tertatih menyeret sepasang kaki yang nyaris lumpuh menggunakan sebuah kursi plastik. Tangan kirinya nampak kepayahan berusaha menenteng sebuah wadah. Sambil berusaha mengatur nafasnya yang terengah, Emak berusaha mencari tempat yang sedikit teduh untuknya beristirahat sembari mengelar dagangannya.
Dengan susah payah dan peluh yang bercucuran akhirnya Emak mampu untuk duduk di halaman sebuah swalayan. segera Ia menata wadah yang berisi gorengan di tangga masuk swalayan berharap ada pelanggan swalayan yang melirik dan membeli dagangannya.
Mak Ejeh (69) terpaksa harus berjualan keliling meskipun kondisi kakinya sendiri ternyata sudah dua tahun ini tidak bisa digunakan untuk berjalan normal akibat terjatuh dan tidak pernah diobati, akibatnya kondisi Emak semakin hari semakin parah.
"Bukanya tak ingin berobat, tapi uang hasil jualan gorengan paling hanya cukup buat Emak beli beras saja." ungkap Mak Ejeh tertunduk.
Setiap harinya, Mak Ejeh harus berjalan cukup jauh untuk menjajakan dagangannya agar bisa membeli beras dan bertahan hidup karena ia hidup sebatang kara tanpa sanak saudara.
Kehidupan Mak Ejeh berubah setelah suaminya meninggal dunia 6 tahun yang lalu, ditambah dengan musibah yang menimpanya ketika terjatuh di rumahnya kini kedua kaki Emak terancam lumpuh.
Mak Ejeh hanya mengandalkan uang hasil berjualan makanan yang didapat sebesar 15.000 dan itupun tidak setiap hari didapatkan karena kondisi fisiknya tidak memungkinkan untuk berjualan setiap hari.
Terkadang Mak Ejeh harus menahan rasa lapar disaat dirinya tidak mempunyai uang untuk membeli beras. “Pengen mah diem dirumah, tidak harus keliling jualan. Tapi bagaimana lagi atuh,,” keluh Mak Ejeh dengan mata berkaca-kaca.
Di usia nya yang sudah senja, Mak Ejeh harus dipaksa bertahan dan bertarung melawan kerasnya kehidupan. Kesehatan dirinya yang menjadi kendala hingga saaat ini belum bisa berjalan seperti dahulu lagi. Jangankan untuk biaya berobat, untuk makan sehari-hari pun Mak Ejeh harus berjualan makanan milik tetangganya dahulu agar bisa mendapatkan uang.
Kondisi ini jika terus berlanjut bisa saja mengancam keselamatan Mak Ejeh. Mak Ejeh membutuhkan tindakan medis secepatnya. Ia yang kesehariannya mengandalkan dari berjualan makanan milik tetangganya sangat kesulitan untuk bisa mempunyai uang untuk bisa berobat. Jangankan untuk pergi berobat, untuk makan saja kerap kali kesulitan dan terpaksa harus menahan rasa lapar. Mak Ejeh jelas sangat membutuhkan bantuan dari kita semua untuk tetap bisa bertahan hidup.
Insan Baik, Mak Ejeh seharusnya bisa menikmati masa tua nya dengan kebahagiaan. Ia seharusnya bisa merasakan rasa aman dan tentram di usianya yang lanjut. Namun keadaan dan kenyataan yang pahit harus ia jalani saat ini.
Insan Baik, kita semua bisa membantu meringankan beban kehidupan yang tengah Mak Ejeh jalani. Kita bisa membantu mewujudkan keinginan Mak Ejeh untuk pergi berobat. Kita juga bisa membantu agar Mak Ejeh bisa mendapatkan kehidupan yang layak di masa tua nya.
Mari buka mata dan hati kita untuk memberikan kebahagiaan ditengah penderitaan Mak Ejeh. Segala yang kita berikan tak akan pernah menjadi sia-sia. Segalanya akan menjadi tabungan bagi kita kelak di hari akhir. Semoga kita semua bisa memberikan yang terbaik untuk Mak Ejeh.
Discalimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk pengobatan Mak Ejeh, modal usaha dan juga penunjang kebutuhan Mak Ejeh lainnya. Serta akan digunakan untuk penerima manfaat lainnya dan implementasi program sosial kemanusaiaan lainnya dibawah naungan amal baik insani.
Perjuangan Lansia Stroke Penjual Tahu Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 50.000.000