
Langkah Terseok Seok Penjual Mainan Demi Obati Neneknya
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Di usia 26 tahun, hidup Bobi jauh dari kata mudah. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, Bobi harus berdamai dengan kenyataan pahit, tubuhnya sering kali dilanda kejang secara tiba-tiba. Serangan demi serangan selama bertahun-tahun melemahkan kakinya, hingga membuatnya sulit bergerak. Namun Bobi tidak menyerah. Ia belajar berjalan dengan tertatih, menahan sakit di setiap langkah seolah mengayuh perahu melawan derasnya arus.
Saat anak-anak lain berangkat ke sekolah dengan penuh semangat, Bobi justru harus melangkah terseok-seok untuk mencari nafkah. Bukan karena tidak ingin belajar, tapi karena keadaan memaksanya berhenti sekolah sejak SMP. Keterbatasan biaya dan tanggung jawab besar di rumah membuat Bobi harus mengubur mimpinya akan pendidikan.
Setelah kedua orang tuanya merantau ke luar kota demi mencari pekerjaan dan jarang pulang, Bobi tinggal bersama neneknya yang sudah renta. Kini, sang nenek mengidap asma dan asam urat yang membuatnya hampir tak bisa bangkit dari tempat tidur. Nenek yang dulu merawat Bobi dengan penuh kasih sayang, kini justru bergantung sepenuhnya padanya.
Dalam kondisi yang serba terbatas, Bobi menjadi satu-satunya tumpuan di rumah kecil mereka. Setiap hari, ia menjajakan dagangan berupa aksesoris dan mainan anak-anak. Upah yang ia peroleh hanya sekitar Rp20.000 dan itu pun jika semua barangnya habis terjual. Dengan tubuh yang ringkih, Bobi berjalan dari satu tempat ke tempat lain, menahan nyeri di kakinya, bahkan tak jarang terjatuh karena terlalu jauh melangkah. Jika dagangan tak habis, ia pulang dengan tangan kosong menahan lapar, kecewa, dan kelelahan.
Yang paling memilukan adalah saat Bobi harus memilih antara membeli obat untuk neneknya yang sedang sesak napas, atau membeli beras agar mereka bisa makan hari itu juga. Keduanya sama penting, tapi sering kali, uang yang ia genggam tak cukup untuk memilih keduanya.
Meski hidup terus mengujinya, Bobi tidak pernah menyerah.
Di tengah segala keterbatasan dan kesulitan yang ia hadapi, Bobi tetap menggenggam mimpi-mimpi sederhana yang sangat berarti. Ia ingin memiliki modal untuk usaha kecil-kecilan dari rumah. Dengan begitu, ia tak perlu lagi berjalan jauh menahan nyeri, tak lagi mempertaruhkan kesehatannya demi sesuap nasi, dan yang terpenting ia bisa tetap berada di sisi nenek tercintanya, merawatnya dengan penuh kasih setiap hari.
Insan Baik, Bobi tidak meminta banyak, ia hanya berharap ada hati-hati yang tergerak untuk membantunya memulai langkah kecil menuju masa depan yang lebih baik. Setiap rupiah yang Anda berikan sangat berarti bisa menjadi obat untuk sang nenek, sekilo beras untuk mengisi perut yang lapar, atau modal usaha sederhana untuk Bobi mengubah nasibnya.
Mari kita bantu Bobi. Karena ketika kita saling menolong, harapan itu nyata. Dan kadang, harapan adalah satu-satunya alasan seseorang tetap bertahan.
Disclaimer:
Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk modal usaha, kebutuhan pangan dan sandang, serta keperluan kesehatan nenek Bobi. Sebagian juga akan dialokasikan untuk mendukung penerima manfaat lainnya dan implementasi program sosial kemanusiaan yang dikelola oleh Amal Baik Insani.

Langkah Terseok Seok Penjual Mainan Demi Obati Neneknya
terkumpul dari target Rp 50.000.000