Kios Usaha Untuk Difabel Dhuafa
terkumpul dari target Rp 105.240.000
Resiko berjualan keliling, sulit mencari tempat shalat.
Pak Yahya (41 tahun) sudah kehilangan penglihatan sejak usia 3 tahun. Warga asal Tanjung Karang, Lampung ini merantau ke Palembang untuk berjualan kerupuk.
Perjuangan Pak Yahya di tanah perantauan penuh lika-liku. Ia harus meraba jalan dengan tongkat, sambil menenteng karung kerupuk yang ukurannya cukup besar. Untuk sampai di tempat jualan biasa pun harus meminta bantuan orang lain.
Mulai pukul 9 pagi, Pak Yahya sudah keluar untuk berjualan. Hingga sore hari menjelang waktu maghrib, Pak Yahya menelusuri setiap jalanan yang dilewati.
Hasilnya, dalam sehari Pak Yahya mendapat keuntungan sebesar Rp50.000/hari. Keuntungan tersebut dialokasikan untuk kebutuhan makan, cicilan kontrakan, dan kirim bulanan untuk anak istri di Lampung.
Dibalik keterbatasan yang dihadapi, Pak Yahya memiliki prinsip yang luar biasa dalam urusan ibadah. Beliau senantiasa berusaha menunaikan shalat 5 tepat waktu di masjid. Namun ia tidak selalu menemukan masjid atau pun mushola sehingga tidak bisa sholat berjamaah tepat waktu.
Kondisi ini membuat beliau sangat sedih. “Shalat yang bagus tuh lebih baiknya dijalankan tepat waktu. Karena terdapat banyak kemuliaan yang akan diperoleh terutama ketika shalatnya dijalankan secara berjamaah”, ujar Pak Yahya.
Sahabat, yuk bantu kuatkan perjuangan masyarakat difabel seperti Pak Yahya untuk bisa #CariNafkahdiRumah dengan aman dan nyaman, klik DONASI SEKARANG.
Disclaimer : Donasi yang terhimpun akan disalurkan untuk membangun kios usaha bagi masyarakat difabel dhuafa di Jawa dan Sumatera
Kios Usaha Untuk Difabel Dhuafa
terkumpul dari target Rp 105.240.000