Namanya Akong Tio Ping Sing 提奥·皮辛, (71th). Tubuhnya kurus kulitnya keriput, langkahnya terseok-seok dengan gerobak dagangannya, Tangannya melepuh tersiram air panas tapi matanya masih menyimpan semangat hidup yang besar.

Sudah 30 tahun Akong hidup seorang diri. Tak ada istri, tak ada anak. Di usia senja yang seharusnya dihabiskan dengan istirahat dan kehangatan keluarga, Akong justru menghabiskan harinya menyusuri jalan menjual jajanan kue basah, sejauh 15 kilometer setiap hari dengan gerobak beratnya.

Kue dan jajan yang dijual akong harganya bervariasi 2-10ribu per bijinya, Setiap kue dan jajan yang akong jual hanya mendapatkan keuntungan 200-500 rupiah/ bijinya. 

Dalam sehari, Akong hanya mampu mengumpulkan sekitar Rp.20-25ribu. Tapi umur tak bisa bohong, tubuhnya mulai menyerah. Nafasnya sering berat sampai-sampai dadanya nyeri. Akong tak bisa duduk dibawah karena punggungnya sakit. Tapi untuk ke dokter? Jangankan berobat, makan saja Akong sering menahan lapar.

“Saya pernah di serempet orang mas saat jualan, Gerobak saya hancur 3 bulan gak bisa jualan, sekarang kalau mau belok saya minta bantuan ke orang-orang disebrang jalan”.-ungkap akong

“Pernah mas saya ditipu orang, Kuenya sudah dibawa katanya mau diambilkan uang di ATM saya tunggu sampai 1 hari gak datang-datang orangnya”-imbuh akong.

Kalau dagangan gak laku ya akong kadang kasihkan ke orang-orang mas, kalau dijual besok sudah gak bisa karena basi. Akong harus menanggung rugi karena akong tetap harus membayar penuh kepada penjual kue yang akong beli.

Akong tinggal di kos-kosan kecil berukuran 1,5x2,5 meter. Di tengah hidup yang begitu keras, Akong tidak pernah meninggalkan imannya. Ia selalu membawa Alkitab ke mana pun pergi. Ia tetap hadir di gereja setiap minggu, walau hanya mengenakan pakaian lusuh dan berjalan kaki dalam kondisi lemah.

Saudaraku kebutuhan akong masih jauh dari layak. Ia sangat butuh makan, obat, dan modal usaha. Mari berikan persembahan terbaik dengan cara Klik tombol “DONASI SEKARANG”