Gempa Bumi Mengguncang Bandung dan Garut
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Pada Rabu (18/9) pagi, wilayah Kabupaten Bandung dan Garut dikejutkan oleh gempa berkekuatan magnitudo M 5.0 yang mengguncang sekitar pukul 9.41 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, episentrum gempa terletak sekitar 24 kilometer tenggara Kabupaten Bandung dan 21 kilometer barat daya Kabupaten Garut. Gempa tersebut dipicu oleh aktivitas Sesar Garsela (Garut Selatan), yang terkenal dengan sejarahnya sebagai sumber gempa-gempa di wilayah ini.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal yang dipicu oleh aktivitas geser turun atau oblique normal. Sesar Garsela, yang membentang dari barat daya hingga timur laut Garut, aktif kembali setelah sebelumnya pada tahun 2015 dan 2017 juga menimbulkan gempa signifikan. Meski gempa kali ini tidak menyebabkan tsunami, dampaknya cukup terasa di berbagai wilayah, terutama Majalaya dan Banjaran yang merasakan getaran kuat dengan intensitas III-IV MMI.
Meskipun tidak memicu tsunami, gempa ini menyebabkan kerusakan di beberapa daerah, terutama di Kabupaten Bandung dan Garut. Di Kabupaten Bandung, Delapan unit rumah rusak berat, menjadi saksi bisu keganasan alam yang tak terelakkan. Dua fasilitas kesehatan penting juga mengalami kerusakan, begitu pula dengan dua bangunan lainnya yang sebelumnya kokoh berdiri. Sarana pendidikan dan tempat ibadah, yang biasanya menjadi pusat kehidupan masyarakat, tak luput dari bencana, meninggalkan jejak kehancuran yang mendalam.
Di tengah kehancuran itu, dua keluarga dengan total sepuluh jiwa harus menghadapi kenyataan pahit. Sebanyak 16 orang menderita luka berat dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, sementara 13 orang lainnya mengalami luka sedang. Tak kurang dari 22 orang mengalami luka ringan, namun rasa trauma yang mereka rasakan tak dapat diukur dengan kata-kata.
Dan begitupun di Kabupaten di Garut. Kecamatan Tarogong Kaler, plafon rumah di Perumahan Bumi Malayu Selaras roboh, namun beruntung tidak ada korban jiwa. Sementara di Kecamatan Cibiuk, sebuah rumah di Kp. Cijaringao mengalami kerusakan tembok. Meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian material dilaporkan mencapai lima juta rupiah. Di Kecamatan Pasirwangi, dampak lebih parah terjadi dengan 196 rumah, 5 masjid, dan 6 sekolah terdampak gempa dengan berbagai tingkat kerusakan.
Selain itu, di Kecamatan Cisurupan, rumah milik warga mengalami kerusakan ringan dengan perkiraan kerugian material sepuluh juta rupiah. Di Kecamatan Sukaresmi, sebuah rumah dan masjid rusak dengan kerugian material masing-masing lima juta dan tiga juta rupiah. Kerusakan juga melanda sebuah sekolah di Desa Cintadamai dengan total kerugian mencapai enam puluh juta rupiah. Meskipun tidak ada korban jiwa, warga harus menghadapi dampak kerusakan yang signifikan dan membutuhkan bantuan untuk pemulihan.
Kebutuhan mendesak pun menjadi prioritas utama untuk membantu mereka bertahan. Selimut, matras, tenda pengungsi, hingga tenda keluarga dibutuhkan segera. Perlengkapan untuk bayi dan anak-anak seperti biskuit balita, MPASI, pakaian anak dan dewasa, bahkan family kit dan baby kit, menjadi sangat penting. Kebutuhan akan air mineral, makanan siap saji, serta perlengkapan kebersihan dan alat-alat seperti karung, cangkul, sekop, terpal pun tak terelakkan, untuk membantu mereka bangkit dari keterpurukan.
Jika Anda berada di daerah terdampak, penting untuk tetap waspada terhadap gempa susulan dan selalu mengikuti instruksi dari pihak berwenang. Segera hubungi layanan darurat jika memerlukan bantuan. Mari kita dukung mereka yang terkena dampak dengan memberikan bantuan dan dukungan moral.
Bagikan informasi ini untuk membantu para korban gempa dan ikut serta dalam upaya pemulihan!
Gempa Bumi Mengguncang Bandung dan Garut
terkumpul dari target Rp 100.000.000