Sutisna (48) seorang difabel dengan kondisi kaki istimewa tetap berjuang di tengah teriknya panas matahari. Peluh yang bercucuran bukti perjuangannya dalam mengarungi kehidupan. Ia berjualan sayur-mayur setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan obat bagi ibunya yang sedang sakit. Dua karung besar penuh ia angkat dengan penuh semangat. Meski sedikit sempoyongan dengan berat beban yang dipikul, ia tetap ikhlas menjalani ikhtiar yang dilakukan. Tak jarang ia tertatih, terjatuh dan tersungkur ketika memikul dagangan yang dibawa.

Dengan kondisi kaki bercucur darah, tetap ia lakukan ikhtiar terbaik untuk rezeki yang hendak dijemput. Rintihan kesakitan yang ditahan terlukis jelas di wajah Pak Sutisna. "Harus kuat, jatuh terus berdarah udah biasa saya alami. Saya harap ikhtiar ini bisa menghasilkan obat bagi Ibu." ujar Pak Sutisna dengan mata berkaca-kaca. Betapa tidak, dengan kondisinya yang istimewa ia menjadi satu-satunya tumpuan dan harapan ibunya yang tengah sakit. Dengan alasan tersebut Pak Sutisna bertekad untuk terus bekerja keras meski lelah dan peluh perjuangan terus ia rasakan.

Dengan isak yang tak terbendung, Pak Sutisna memanjatkan doa untuk rezeki baginya agar memiliki usaha di rumah. Jauh dari lubuk hatinya rasa lelah dan khawatir selalu ia rasakan. Lelah dengan beban dan tumpuan yang istimewa. Khawatir dengan kondisi ibunya yang terpaksa harus ia tinggalkan ketika berjualan. Setiap harinya, Pak Sutisna harus berjualan dengan perasaan yang berkecamuk tetapi ia tutupi dengan senyum dan semangat yang terus terjaga agar rezeki yang ia dapatkan adalah rezeki terbaik yang Allah berikan.

Insan Baik, mari bersama bantu Pak Sutisna untuk memiliki warung di rumah dan mengobati ibunya dengan tindakan sederhana untuk pak Sutisna.

Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan disalurkan untuk modal usaha dan pemenuhan kebutuhan Pak Sutisna. Juga akan digunakan untuk penerima manfaat dan program kemanusiaan lainnya dibawah naungan Amal Baik Insani