
Berjalan Dalam Lelah Berjuang Demi Kesembuhan Cucunya
terkumpul dari target Rp 50.000.000
“Cuma jualan kecimpring, tapi saya bawa harapan di tiap langkah. Harapan buat cucu saya bisa berdiri lagi.”
— Ma Ayum
Setiap hari, saat kabut pagi belum sepenuhnya menghilang, Ma Ayum sudah memulai hari dengan tangan yang renta dan punggung yang mulai membungkuk. Ia duduk di lantai dapur kecil rumahnya, memarut singkong satu per satu bahan dasar untuk membuat kecimpring, camilan tradisional yang menjadi tumpuan hidupnya.
Kecimpring-kecimpring itu bukan sekadar makanan ringan. Bagi Ma Ayum, itu adalah harapan kecil yang ia usung dari satu rumah ke rumah lain, dari satu gang ke gang berikutnya. Dengan membawa dagangan di tangan dan doa dalam hati, ia menyusuri jalanan demi menghidupi cucunya, Nouval seorang pemuda 20 tahun yang kini hanya bisa terbaring tak berdaya.
Namun di balik langkahnya yang tampak tegar, hati Ma Ayum selalu dihantui kekhawatiran: ia harus meninggalkan Nouval sendirian di rumah setiap kali berjualan.
“Saya takut kalau ada apa-apa pas saya tinggal. Tapi kalau nggak jualan, kami nggak makan...”
Beberapa bulan lalu, hidup mereka berubah dalam sekejap. Nouval mengalami kecelakaan tunggal yang menyebabkan pendarahan serius di otaknya. Operasi harus segera dilakukan agar nyawanya selamat. Meski berhasil melewati masa kritis, kini ia kehilangan kemampuan berjalan. Kaki kirinya tak lagi bisa diluruskan, dan aktivitas sekecil duduk pun hanya bisa dilakukan dengan bantuan orang lain.
"Nouval itu anaknya pendiam, tapi rajin. Dulu suka bantu-bantu saya, sekarang hanya bisa diam di kasur, menahan sakit. Saya yang nggak tega lihatnya."
Sebagai nenek, Ma Ayum tak hanya menggantikan peran ibu, tetapi juga menjadi segalanya bagi cucunya. Orang tua Nouval, karena keterbatasan ekonomi, terpaksa merantau ke luar kota untuk bekerja keras melunasi hutang operasi dan mengumpulkan biaya pengobatan lanjutan. Tapi penghasilan mereka pas-pasan, sementara pengobatan Nouval masih panjang: fisioterapi, perawatan rutin, alat bantu, hingga kebutuhan dasar harian.
Sementara itu, Ma Ayum tetap berjualan. Dalam sehari, jika beruntung, ia bisa mendapatkan Rp15.000–20.000 dari kecimpring yang laku. Tapi uang itu bahkan tak cukup untuk membeli obat Nouval, apalagi untuk biaya transportasi ke rumah sakit yang jaraknya puluhan kilometer dari kampung mereka.
"Kalau bukan saya, siapa lagi? Saya sudah tua, tapi saya enggak mau berhenti. Saya enggak bisa lihat Nouval terus-terusan kesakitan.”
Di tengah semua keterbatasan itu, Ma Ayum menyimpan satu harapan baru, ia ingin bisa berjualan dari rumah. Dengan begitu, ia tak perlu lagi meninggalkan Nouval sendirian setiap hari. Ia berharap bisa membuka warung kecil atau membuat kecimpring dalam jumlah lebih banyak untuk dititipkan ke warung-warung sekitar. Baginya, usaha dari rumah bukan hanya soal kenyamanan tapi soal menjaga cucu satu-satunya, dan memastikan Nouval tetap aman dan diperhatikan.
Ma Ayum bukan hanya butuh uang. Ia butuh dukungan. Ia butuh istirahat dari rasa lelah yang tak pernah habis, dari rasa takut kehilangan satu-satunya anggota keluarga yang ia punya di sisinya.
“Saya cuma ingin cucu saya bisa sembuh. Bisa jalan lagi, bisa hidup mandiri. Saya cuma ingin lihat dia bahagia, sebelum saya pergi nanti.”
Meski raganya lemah, hatinya tak pernah menyerah. Tapi kenyataan tetap keras—tanpa bantuan, Nouval tak bisa mendapatkan terapi yang dibutuhkan untuk kembali berdiri. Tanpa bantuan, Ma Ayum akan terus memikul beban hidup yang terlalu berat untuk usianya.
Insan Baik, Hari ini, kita bisa menjadi bagian dari harapan mereka. Kita tidak bisa membalikkan waktu. Tapi kita bisa mengubah hari esok untuk Ma Ayum dan Nouval.
Mari ulurkan tangan. Jadilah alasan mereka kembali tersenyum. Jadilah harapan yang nyata di tengah perjuangan yang sunyi.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk pengobatan untuk Nouval, modal usaha untuk Mak Ayum. Juga akan digunakan untuk penerima manfaat dan program sosial kemanusiaan lainnya dibawah naungan Amal Baik insani.

Berjalan Dalam Lelah Berjuang Demi Kesembuhan Cucunya
terkumpul dari target Rp 50.000.000