Muhammad Razan Alrasyid (2 tahun) sedang mengidap penyakit radang otak yg disebabkan oleh meningitis TB.

Muhammad Razan Alrasyid biasa di panggil Razan adalah anak ke 3 dari 3 bersaudara. awalnya Razan tumbuh normal seperti anak seusianya.

Pada akhir Juni 2024, muncul benjolan di bawah telinga kiri Razan. Fitria ibu kandung Razan pun memeriksakan nya ke faskes pertama, yaitu puskesmas kelurahan. Diagnosa dokter, benjolan ini adalah kelenjar getah bening yang bisa saja disebabkan karna adanya infeksi di area telinga, hidung, atau mulut. Razan diberikan antibiotik, dan benjolan itupun mengecil. Pada akhir Juli 2024, benjolan itupun muncul kembali di tempat yang sama. 

Fitria pun kembali memeriksakannya ke faskes lanjutan, yaitu puskesmas kecamatan. Akan tetapi, di sana Razan tidak diberikan obat. tapi Razan dirujuk ke RS. Medika Permata Hijau. Pada tanggal 8 Agustus Razan di bawa ke RS Medika Permata Hijau. Disana, Razan di diagnosa leukimia,

dikarenakan adanya benjolan di area leher, dan pembengkakan hati dan limpa, dan dilakukan pengambilan darah. Pada tanggal 10 Agustus, pihak RS menghubungi kami, menginformasikan bahwa hasil lab menunjukkan bahwa HB Razan sangat rendah. Dokter pun menyarankan apabila Razan terlihat semakin pucat, segera dibawa ke IGD. Malamnya pun Razan di bawa ke IGD RS. 

Disana, dokter menjelaskan bahwa Razan harus di rujuk ke Rumah Sakit tipe A, yang fasilitasnya lebih lengkap dan memadai. Razan pun di bawa ke RSAB Harapan Kita. 

Pada tanggal 11 Agustus Razan di bawa ke IGD RSAB Harapan Kita. Berdasarkan hasil lab di RS sebelumnya, Razan pun perlu di rawat karna harus transfusi darah dan penegakkan diagnosis leukimia dengan prosedur BMP, yaitu pengambilan sampel sumsum tulang belakang. Di RSAB Razan dirawat selama 4 hari. Pada tanggal 22 Agustus, terjadi perubahan pada Razan. Razan seperti orang kelelahan, jarang menangis, dan lebih banyak tidur. Akan tetapi, Razan masih bisa makan dan bermain bersama kakak nya. Pada tanggal 24 Agustus, di pagi hari Razan terlihat semakin lemas, dan seperti kesulitan bernafas.

Razan pun langsung di bawa ke IGD RSAB. Disana, berbagai alat sudah terpasang di tubuh mungil Razan. Alat saturasi jantung, bantuan oksigen, rekam jantung, dll. Di sore harinya Razan pun di CT Scan. Keluar dari ruang CT scan, Razan tiba² spastik (seperti kejang) dan berlangsung sampai jam 12 malam karna menunggu ruangan ICU dipersiapkan. 

Di ICU Razan menjalankan prosedur pengambilan cairan otak untuk dicari tau apa penyebab nya Razan sampai hilang kesadaran. Hasil nya menunjukkan bahwa Razan positif terkena Meningitis TB. Dan hasil dari CT scan, terdapat penumpukan cairan pada otak Razan (Hidrosefalus) yang disebabkan karna adanya peradangan atau infeksi akibat virus TB itu sendiri. Karna penumpukan cairan yg terus menghimpit syaraf pada otak Razan, sehingga Razan kehilangan kesadaran, dan sering spastik. Pada tanggal 30 Agustus, Razan menjalankan prosedur operasi VP Shunt (pemasangan selang dari otak ke rongga perut), untuk mengurangi penekanan cairan berlebih pada otak dan di alirkan ke perut, cairan tersebut akan keluar bersama air kencing. 

Sampai saat ini, Razan belum sadar 100%. Razan lebih banyak menutup matanya dan belum bisa mengontrol gerakan pada tubuhnya. Dokter menganjurkan bahwa kami harus menjaga suhu tubuhnya Razan dengan menjaga suhu ruang agar Razan tidak demam yg akan aberdampak spastik. Artinya, Razan tidak boleh kepanasan/ gerah. Karna jika Razan sering spastik, maka syaraf syaraf pada tubuhnya pun semakin kaku. Sebelum sakit, Razan adalah anak yang sangat ceria. Razan sudah bisa berjalan 5 langkah. Kosa kata nya pun sudah banyak. Saat ini, Razan hanya bisa menangis jika merasa sakit atau nyeri pada tubuhnya. Razan pun harus mengonsumsi obat TBC selama 1 tahun. Razan minum susu dan minum obat melalui NGT (Selang yg dipasang dari hidung hingga lambung), karena reflek menelan Razan yang masih sangat minim. Dokter pun menyarankan pemasangan NGT ini selama 1 tahun, agar obat TBC bisa masuk dengan baik. Karna di khawatirkan jika tidak memakai NGT, akan ada penolakan dari Razan untuk mengkonsumsi obat-obatan.

saat ini, Razan masih harus menjalankan serangkaian fisioterapi dan akupuntur setiap minggunya. Dan ada beberapa alat yang tidak ditanggung BPJS, seperti selang NGT yang harus diganti seminggu sekali, feeding drip (alat untuk minum susu), sepatu avo (sepatu untuk memperbaiki kembali struktur kaki). Razan juga harus minum susu resep dokter yang harganya lumayan mahal, 

Kondisi Razan saat ini hanya bisa berbaring di kasur akibat peradangan otak yang dideritanya. Saat ini Razan harus kontrol rutin sebulan sekali, akupuntur seminggu 2 kali, dan fisioterapi seminggu 2 kali. Razan juga tidak boleh telat mengkonsumsi obat-obat anti kejang nya. 

Ayah razan hanya seorang driver ojek online, dan ibunya hnya seorang ibu rumah tangga. Razan adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. Sebelum sakit, Razan adalah anak yng ceria, aktif, dan mudah tersenyum pada siapa saja. Kondisi Razan setelah sakit, berbalik 360 derajat. Tidak sadarkan diri sering kejang dan hanya bisa menangis saja. Biaya yng dibutuhkan anak kami Razan 150 juta Untuk Akupuntur sepetiap 2 kali dalam Seminggu dalam 1 tahun 50 juta itu diluar biaya inap, obat , dan untuk kebutuhan lainnya. 

orang tua Razan sudah berjuang sekeras tenaga untuk kebutuhan penyembuhan Razan , dan saat ini dana sudah habis terpakai untuk pengobatan sejauh ini,