Bantuan Kemanusiaan Untuk Muslim Myanmar
terkumpul dari target Rp 10.000.000
Konflik di Rohingya belum usai. Isu konflik ini terus berlanjut dan belum terselesaikan karena masalahnya sangat kompleks. Peristiwa demi peristiwa sejak akhir 2016 terus menuai berbagai kejadian hingga saat ini.
Sekitar 800 orang pengungsi Rohingya di Bangladesh dikabarkan terkena wabah cacar air sejak Desember 2018. Paling banyak terkena wabah cacar air ini adalah wanita dan anak-anak.
Salah satu pengungsi, Nasima Khatun (60), mengungkapkan bahwa ada banyak nyamuk, serangga, dan tikus di kamp pengungsian. Banyak pengungsi yang menderita berbagai macam penyakit disana.
"Penyakit terus menemani kami. Kami tidak tahu nama penyakit-penyakit itu. Kami hanya mengambil obat yang tersedia", tutur seorang pengungsi Rohingya lainnya, Ali Ahmad (75).
Para pengungsi yang terkena penyakit hanya mengkonsumsi tablet atau kapsul standar untuk demam atau sakit kepala dan saline untuk disentri yang biasa diberikan kepada para pengungsi. Tidak ada tindakan lebih lanjut untuk mengatasi wabah cacar air ini.
Foto : detik.com
Selama puluhan tahun warga Rohingya telah mengalami persekusi dan pembantaian di Myanmar. Hal tersebut mengakibatkan setidaknya 1.300 warga Rohingya telah melarikan diri dari Rakhine dan mengungsi ke Bangladesh.
Pada bulan Januari 2019 ini pemerintah India telah menuai kritikan tajam karena memulangkan warga minoritas Muslim Rohingya yang mengungsi di Bangladesh ke Myanmar.
Dibelahan bumi lain, masih banyak saudara kita yang kondisinya tidak layak dan membutuhkan bantuan. Mari Sahabat bantu dan peduli para pengungsi Rohingya. Kebaikan Anda bantu mereka terus semangat memperjuangkan hak-haknya. Berbuat Nyata, Berbagi Bahagia bersama Sharing Happiness.
Bantuan Kemanusiaan Untuk Muslim Myanmar
terkumpul dari target Rp 10.000.000