
Juang Pak Sulhan Penjual Bantal Tuk Hidupi Keluarga
terkumpul dari target Rp 100.000.000
“Saya bukan bahan tontonan, apalagi sekedar dikasihani. Niat saya adalah jualan bantal untuk menafkahi keluarga dan agar anak saya bisa sekolah setinggi-tingginya.”
Yang membuat Pak Sulhan (41 tahun) kerap menjadi tontonan adalah karena jari kaki dan tangannya tidak tumbuh sempurna. Ada yang iba, ada yang menghindar juga ketika bertemu Pak Sulhan.
Tetapi di balik keterbatasan fisiknya, dia adalah sosok kepala keluarga yang bertanggung jawab. Setiap hari dengan sepeda tua yang sudah lapuk, Pak Sulhan keliling untuk menjajakan bantal kapuk buatannya.
“Satu bantal harganya 40 ribu, mba. Itu saya nggak ambil untung apa-apa, cuman buat makan hari ini dan gali lobang tutup lobang buat utang modal bikin bantal baru kalau laku”, tutur Pak Sulhan.
Dengan harga yang sudah Pak Sulhan patok, tak jarang dia menerima protes dari calon pembeli karena dinilai terlalu mahal. Padahal mereka tidak tahu betapa sulit bagi Pak Sulhan menjual satu buah bantal.
Sering setiap hari bantalnya tidak laku sama sekali. Karena uang yang dimiliki pun jumlahnya terbatas, mau tidak mau dia dan keluarga sering tahan lapar atau makan nasi satu piring untuk beramai-ramai.
Di usianya yang semakin menua, Pak Sulhan hanya berharap dagangannya bisa laris manis. Dia terus kepikiran akan nasib istri dan anaknya, apalagi anaknya masih kecil dan sekolah. Pak Sulhan tidak ingin masa depan anaknya seperti dia..

Juang Pak Sulhan Penjual Bantal Tuk Hidupi Keluarga
terkumpul dari target Rp 100.000.000