
Sepi Order! Ojol Ini Hidupi Keluarga dan Ratusan Santri
terkumpul dari target Rp 70.000.000
Kalau gak narik hari ini, anak-anak makan apa besok?
Itulah kalimat yang sering Pak Muslihin bisikkan kepada dirinya sendiri setiap kali tubuhnya mulai lelah. Di usia 46 tahun, ia bukan hanya menjadi driver ojek online, tapi juga guru ngaji bagi puluhan santri di TPQ kecil warisan almarhum adiknya.
Setiap pagi, Pak Muslihin mengantar anaknya sekolah, lalu memacu motor listrik bekas bantuan lembaga sosial untuk mencari penumpang. Orderan tak menentu, kadang sepi seharian. Tapi ia tetap keliling, meski cuaca buruk, meski badan sakit. Penghasilannya? Hanya cukup untuk makan seadanya dan bayar kontrakan Rp350.000 per bulan. Kalau sedang apes, ia bahkan harus pinjam tetangga untuk beli nasi.
Yang lebih berat, Pak Muslih juga menanggung biaya hidup tiga anak dan istrinya yang tinggal bersamanya. Anak-anaknya masih sekolah. Sementara TPQ yang ia kelola butuh peralatan belajar, mushaf Qur'an, serta honor pengajar. Selama ini, ia rela menyisihkan sedikit demi sedikit dari penghasilannya untuk menutupi kebutuhan TPQ tersebut.
“Saya cuma ingin anak-anak saya terus sekolah, dan santri-santri tetap bisa mengaji,” ucapnya lirih. Bahkan saat kondisi fisik mulai menurun, pinggang sakit, kaki nyeri, ia tetap bekerja.
Dulu, saat tak punya penghasilan, Pak Muslih sekeluarga pernah tinggal di masjid. Tapi ia tidak pernah berhenti berjuang. Kini, ia berharap bisa punya usaha kecil di rumah agar tak harus terus bergantung pada orderan yang tidak menentu.
Mari bantu Pak Muslihin.
Agar ia bisa terus menjaga TPQ-nya. Agar anak-anaknya tetap sekolah. Agar ia bisa terus jadi pahlawan bagi keluarganya dan bagi generasi Qur’ani di masa depan.
🙏 Donasi hari ini bisa jadi titik terang untuk perjuangan Pak Muslihin esok hari.

Sepi Order! Ojol Ini Hidupi Keluarga dan Ratusan Santri
terkumpul dari target Rp 70.000.000