Namanya Undang Suryaman, tapi lebih dikenal sebagai Mang Jack, seorang tukang parkir di sebuah universitas di Sumedang. Dengan penghasilan yang pas-pasan, siapa sangka Mang Jack mampu mewujudkan impian mendirikan rumah belajar untuk anak-anak yatim dan dhuafa?

 

 

Rumah belajar ini telah menjadi tempat bernaung bagi ratusan anak-anak yang membutuhkan, memberi mereka kesempatan untuk terus belajar dan bermimpi besar. Perjalanan Mang Jack tidaklah mudah. Penghasilannya sebagai tukang parkir jauh dari cukup untuk menutupi biaya operasional rumah belajar tersebut. Pernah suatu ketika, karena keterbatasan tempat, Mang Jack dan rumah belajarnya harus meninggalkan kontrakan mereka. Meski ruangannya sederhana dan kecil, semangat belajar anak-anak ini tak pernah padam. Namun, fasilitas yang tersedia masih sangat minim, termasuk ketersediaan buku-buku.

 

Mang Jack tidak menyerah. Ia terus mencari bantuan dari berbagai pihak agar rumah belajar ini tetap berjalan. Tempat ini menjadi tumpuan harapan bagi anak-anak yatim dan dhuafa untuk meraih masa depan yang lebih baik. Di rumah belajar ini, Mang Jack mengajarkan banyak hal, mulai dari keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung, hingga memberikan motivasi dan bimbingan moral.

 

 

Selain sebagai guru, Mang Jack juga menjadi sosok ayah dan sahabat bagi anak-anak di rumah belajar. Kisah perjuangannya untuk mempertahankan rumah belajar ini sungguh menginspirasi. Biaya pendidikan, buku, dan fasilitas belajar saat ini sangat mahal. Pekerjaan Mang Jack sebagai tukang parkir tentu tidak cukup untuk menanggung semua itu.

 

Kita semua tentu tak ingin rumah belajar ini mengalami kesulitan dan keterbatasan. Mereka semua membutuhkan bantuan dari para penderma agar rumah belajar ini bisa terus memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak yatim dan dhuafa.

 

Mari kita bantu Mang Jack dalam perjuangannya untuk memberikan harapan dan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak ini.