
Ya Yesus Bebaskan Akong Penjual Air dari Kesusahan
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Harapan dan Sepeda Tua: Perjuangan Akong Soegiono di Tengah Sepi dan Sakit
“Kalau gak jualan nanti makan dan bayar kontrakan darimana nak???Bertahan sampai sekarang aja Akong sudah bersyukur, saya rela gak makan seharian supaya bisa menabung untuk bayar tunggakan kontrakkan”. ucap Akong dengan penuh harapan.
Di usianya yang sudah senja, Akong Soegiono seorang kakek Sebatangkara berumur 84 tahun, masih harus berjuang sendirian demi bertahan hidup. Setiap hari, beliau berjualan air mineral di pinggir jalan dengan mengayuh sepeda tuanya dari jam 1 siang hingga 10 malam. Jika belum ada yang laku, Akong akan tetap setia menunggu kedatangan pembeli hingga tengah malam, tak peduli lelah yang harus beliau rasakan.
Sudah lama Akong merantau dan menelan kerasnya kehidupan di kota besar, sejak pisah dengan istri tidak ada anak maupun saudara yang peduli lagi. Akong bertahan hidup hanya dari berjualan air mineral keliling menggunakan sepeda tuanya,
Puluhan kilometer setiap harinya akong tempuh untuk berkeliling menawarkan air mineral, dan sesekali akong mangkal ke beberapa tempat setiap harinya sambil beristirahat. Karena Kakinya kerapkali terasa linu dan nyeri hebat akibat osteoporosis yang dideritanya dan juga belum lagi mata kiri akong sudah tidak bisa berfungsi normal lagi. Namun, Akong belum pernah berobat, sebab tidak memiliki biaya untuk pergi ke rumah sakit.
Dari usaha yang dilakukannya, setiap hari beliau hanya mendapat 15-20 ribu rupiah, bahkan terkadang tak sepeser pun masuk ke dalam kantongnya, karena orang-orang lebih memilih membeli di tempat lain seperti di toko atau minimarket yang dirasa lebih higienis.
Dengan penghasilan yang tidak pasti, kerap kali akong hanya mengganjal perut dengan meminum air meneral dagangan nya sendiri. Jika ada uang mungkin akong cuman membeli sebungkus nasi putih tanpa lauk, Karena akong lebih mementingkan menyisihkan uang nya agar bisa bayar sewa kontrakan.
Kini, Akong tinggal di tempat sewaan milik orang lain yang dibayarkan oleh orang-orang yang iba padanya namun kini sudah nunggak beberapa bulan. Dan mirisnya sebelum itu, Akong tidur di emperan toko setiap malam sehabis jualan tanpa alas tanpa selimut Hanya dinginnya malam yang menemani sepanjang akong beristirahat. Sudah sejak lama Akong hidup sebatang kara karena sudah berpisah dengan sang istri, dan tak ada keluarga yang menemani.
Tapi, di tengah kerasnya hidup, beliau selalu berdoa kepada Tuhan Yesus Dan tetap bersyukur meskipun hanya makan makanan seadanya. Dengan segala keterbatasan yang ada, Akong memiliki harapan kecil beliau ingin tetap mandiri, hidup di atas “kakinya” sendiri, bisa menabung sedikit demi sedikit untuk masa tuanya, dan tidak merepotkan orang lain. “Begitulah harapan kecil akong”
Mari ulurkan tangan agar Akong Sugiono mendapatkan kehidupan yang lebih layak di usia senjanya. Uluran tanganmu sangat berarti.
Klik tombol Donasi Sekarang untuk ikut jadi bagian dari harapan Akong.
Ya Yesus Bebaskan Akong Penjual Air dari Kesusahan
terkumpul dari target Rp 50.000.000
