
Perjuangan Lansia Pedagang Sapu Keliling
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Seorang lansia yang harus tetap bekerja untuk mencari rezeki demi bisa menghidupi keluarganya dikampung halaman, meski usianya sudah tak lagi muda. , Abah Sardi (73 tahun) menceritakan kisah perjuangannya.
"Aduh Cep Abah Mah Engga Punya Apa-Apa, Kalo Orang Lain Mah Mempunyai Mobil, Rumah, Kolam. Tapi Abah Mah Buat Makan Juga Untuk Zaman Sekarang Hanya Cukup Paling Bagus Dengan Ikan Asin". ~ Tutur Abah Dengan Wajah Kelelahan
Puluhan kilometer yang harus di tempuh untuk menawarkan barang dagangannya (sapu) ke setiap kampung, sambil menawarkan ke warung-warung "barade sapu neng" dengan nada yang lelah.
Membuat hati menjerit, hasil pendapatan nya yang tidak sebanding dengan perjuangan Abah Sardi ketika uang yang sudah terkumpul untuk ongkos pulang ke kampung halamannya & untuk disetorkan kepada pemilik dagangannya lenyap ditipu orang. Sewaktu saya akan pulang ke kampung halaman, Sekitar Pukul 04.30 Wib (Shubuh) Abah seperti biasa sedang menunggu kendaraan umum yang biasa mengantarkan beliau ke kampung halamannya, Kemudian Datang seorang pengendara motor yang menanyakan & menawarkan untuk mengantarkan abah ke kampung halamannya "bah mau kemana? Ayo diantar bareng saya, gratis kok bah"* ujar penipu tersebut.
"Mau pulang ke ciamis cep" dijawab oleh abah sardi dengan tidak ada rasa curiga sedikitpun. Singkat Cerita Abah diturunkan di satu daerah yang searah dengan kampung halamannya, si penipu ini beralasan hendak melaksanakan sholat shubuh dulu disalah satu mesjid (Dengan menyuruh menyimpan plastik berisi uang didashbord penipu), Namun Jelang Adzan Dzuhur berkumandang sipenipu belum kembali datang. Kemudian abah sardi melapor kepada pihak berwajib & dibekali uang yang hanya cukup untuk ongkos pulang ke ciamis, Kemudian Abah Pun Harus Menjual Barang yang sekiranya bisa untuk dijual karena harus menyetorkan uang setoran yang diambil oleh penipu tersebut.
Dari kejadian tersebut dijadikan sebagai pelajaran.
"Untuk kedepannya kalo abah ke bandung lagi, untuk berjualan sapu lagi tidak akan mudah percaya kepada orang yang mau mengantarkan abah pulang" ucap Abah Sardi penuh Sabar menguatkan diri
Abah tinggal di sebuah kontrakan kecil yang ia sewa per harinya Rp 7.500,- sementara pendapatan hanya dapat 70 rb saja itupun harus dengan berjalan puluhan kilometer.
Dengan Penghasilan Yang tidak menentu, Abah Sardi Selalu Memaksakan Setiap dua minggu sekali untuk pulang kampung Karena Beliau harus Menyetorkan uang hasil jualannya kepada bos nya & Untuk Memberikan Tanggungan Resiko kepada keluarga tercintanya.
"Yahh Cep Abah Mah Suka Dicukup-cukupin Saja, Meskipun Orang Lain Makan Sama Daging, Abah Mah Makan Sama Garam Juga Udah Bersyukur" ujar Abah Sardi Dengan Penuh Rasa Syukur
Meskipun harus puluhan kilometer yang harus ditempuh, demi keluarga tercinta yang sudah menanti dikampung halaman, beliau terus semangat walau hasil yang ia dapat belum juga terkumpul, namun ia tetap sabar dengan tidak pernah meninggalkan ibadah shalat yang lima waktu, sebagai bentuk taqorrub kepada sang maha segalanya Allah azza wa jall
Ketika Abah ditanya tentang keinginannya, "Karena Abah Sudah Sering Terasa Sakit - Sakitan, Kalau Abah Punya Modal Ingin Membuka Warung Nasi Dikampung Halaman." ~ujar Abah Sardi Dengan Penuh Pengharapan
Sahabat, yuk ! Kita bantu harapan Abah Sardi untuk mendapatkan modal usaha baru, agar usaha Abah tidak harus berjalan kaki puluhan kilometer . Tentunya sedekah terbaik sahabat sangatlah berarti buat keluarga Abah..
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan di gunakan untuk Modal Usaha Abah Sardi dan segala kebutuhan lainnya. Selain itu, akan digunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya di bawah naungan Yayasan Global Sedekah Movement.

Perjuangan Lansia Pedagang Sapu Keliling
terkumpul dari target Rp 100.000.000