"Saya nggak pulang kalau belum dapet uang".. ucap Abah Idim, lansia sang penjual sepeda keliling.

Abah Idim usianya sudah 75 tahun. Di umur yang seharusnya bisa istirahat dan duduk tenang di rumah, beliau justru masih keliling jalan kaki jualan sepeda bekas untuk bertahan hidup.

Setiap hari, dari pagi sampai malam, Abah keliling sambil bawa sepeda anak-anak bekas yang sudah dia perbaiki sendiri. Jaraknya bisa sampai 15 kilometer dalam sehari. Ngangkut sepeda berat, hanya supaya ada yang beli. Tapi kenyataannya, seminggu pun bisa gak laku satu pun. Kadang ditawar murah. 

Sepeda yang dijual juga bukan sepeda baru. Ada yang bekas dari pemulung, ada yang sudah rusak parah. Tapi Abah tetap usaha. Beli cat, beli baut, benerin sendiri. Dicat ulang, dilap, dirapihin. Pokoknya sebisa mungkin kelihatan layak dijual.

Masalahnya, Abah sendiri sudah gak sekuat dulu. Sekarang sering batuk-batuk, punggungnya sakit, pendengaran pun sudah tidak jelas. Tapi dia gak pernah berhenti, karena di rumah ada istrinya yang lagi sakit keras. Gak bisa banyak gerak, sering batuk, dan rematiknya bikin beliau hanya bisa tiduran. Kalau Abah gak jualan, gak ada yang bisa buat beli makan atau obatin istrinya.

Abah kadang hanya makan sekali sehari. Kadang malah numpang nginep dimana saja karena belum bisa pulang dan masih keliling cari pembeli di tempat lain, dengan harapan: “Siapa tahu laku di sana.”

Rumah Abah pun jauh dari layak. Kecil sekali. Beberapa meter dari pintu langsung masuk ke tempat tidur. Kalau hujan besar, rumahnya sering kebanjiran. Istrinya di dalam, hanya bisa pasrah sambil nahan sakit. Sementara Abah tetap keliling, meski badan sudah lelah dan kaki makin nyeri karena sepeda yang dia dorong bisa beratnya 15 kg lebih.

Abah hanya punya satu harapan yaitu bisa tetap jualan sepeda, tapi dari rumah aja. Supaya tidak harus meninggalkan istri terlalu lama. Supaya bisa istirahat kalau badan capek. Tapi untuk itu, Abah butuh bantuan.

Bantuan kita bisa membuat abah tidak harus keliling sejauh itu lagi. Tidak harus nahan sakit sendirian lagi. 🥹