
Bantu Abah Ahmad Berdaya di Masa Tuanya
terkumpul dari target Rp 70.000.000
Di usia 73 tahun, Abah Ahmad masih keliling jualan gulali—meski tubuhnya makin renta, dan perutnya sering harus menahan lapar.
Setiap pagi, sekitar pukul 6, Abah mendorong sepeda tuanya, membawa dagangan gulali buatan sendiri. Ia berjalan kaki belasan kilometer, dari Holis hingga Cimahi. Gulali itu ia jual seharga Rp2.000 per batang. Namun, tak selalu ada yang beli. Kadang hanya laku beberapa, kadang tak ada yang laku sama sekali.
Jika dagangan tak laku, Abah harus puasa… menahan lapar hingga malam.
Abah tinggal di kontrakan kecil, hanya ditemani satu-satunya teman setianya: seekor kucing. Ia hidup sendiri—tanpa istri, tanpa anak, tanpa keluarga yang menemani hari tuanya.
Setiap bulan, ia harus membayar kontrakan Rp400.000, tapi saat ini sudah menunggak 2 bulan. Pendapatan yang tidak seberapa membuat Abah harus memilih: makan atau bayar kontrakan.
Namun, meski tubuhnya ringkih dan hidupnya sunyi, Abah tak pernah mengeluh. Ia hanya ingin tetap bisa berjualan, tetap bisa bertahan, dan bisa berbagi rezeki kecilnya dengan kucing yang ia sayangi.
Hari ini, kita bisa hadir meringankan langkah Abah.
Bantu Abah Ahmad lunasi kontrakan dan beli sepeda listrik agar tak lagi harus mendorong sepedanya sejauh itu.
Karena di usia seperti ini, seharusnya ia sudah bisa beristirahat, bukan lagi menahan lapar di tengah jalan.
Yuk, jadi bagian dari harapan kecil Abah Ahmad dan kucing kesayangannya.

Bantu Abah Ahmad Berdaya di Masa Tuanya
terkumpul dari target Rp 70.000.000