Cucu Rela Berjualan Dimalam Hari Demi Pengobatan Kakek
Rp 755.119
terkumpul dari target Rp 100.000.000
terkumpul dari target Rp 100.000.000
1% tercapai
10 hari lagi
Bantu sebarkan via :
Diusianya yang tak lagi muda Abah Uhi (96) masih harus tetap mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup nya.
Abah adalah seorang penjual sayur kol yang berjualan pada malam hari di emperan atau di depan toko orang lain yang telah tutup.
Dinginnya malam adalah teman yang setia menemani abah kala sedang berjualan. Apalagi usia abah sudah tua, terkadang ia kelalah harus begadang sehingga sering kali ketiduran di emperan tersebut.
Abah Uhi mulai berjualan dari jam 6 malam hingga jam 6 pagi hari, pengahasilannya tidak seberapa, karena abah hanya meminjam dagangan milik orang lain, untung nya pun hanya 500 -2000 rupiah per kilo gramnya. Namun tak jarang abah harus mengganti sayuran atau kol yang tidak laku atau busuk, sehingga bukan untung yang didapat, malah merugi.
Padahal abah memiliki cucu perempuan yang harus ia beri nafkah. Anak abah yang tak lain adalah ayah sang cucu, yaitu Silka(17thn) telah lama meninggal dan sejak saat itu Silka dirawat oleh Abah Uhi.
Abah adalah seorang penjual sayur kol yang berjualan pada malam hari di emperan atau di depan toko orang lain yang telah tutup.
Dinginnya malam adalah teman yang setia menemani abah kala sedang berjualan. Apalagi usia abah sudah tua, terkadang ia kelalah harus begadang sehingga sering kali ketiduran di emperan tersebut.
Abah Uhi mulai berjualan dari jam 6 malam hingga jam 6 pagi hari, pengahasilannya tidak seberapa, karena abah hanya meminjam dagangan milik orang lain, untung nya pun hanya 500 -2000 rupiah per kilo gramnya. Namun tak jarang abah harus mengganti sayuran atau kol yang tidak laku atau busuk, sehingga bukan untung yang didapat, malah merugi.
Padahal abah memiliki cucu perempuan yang harus ia beri nafkah. Anak abah yang tak lain adalah ayah sang cucu, yaitu Silka(17thn) telah lama meninggal dan sejak saat itu Silka dirawat oleh Abah Uhi.
Mereka hidup berdua dalam keterbatasan dan saling menjaga satu sama lain.
Sebenarnya Silka juga sering ikut berjualan saat abah Uhi berjualan namun dilarang Abah karena Silka adalah perempuan yang masih gadis. Abah khawatir bila Silka harus ikut berjualan pada malam hari dipasar.
Silka tidak bisa pergi jauh untuk mencari pekerjaan lain karena harus merawat dan.menemani Abah nya.
Namun naas, beberapa bulan terakhir Abah Uhi terkena penyakit Lambung yang sudah kronis, sekarang hanya bisa berbaring karena sebagia tubuhnya sudah renta dan sekarang abah Uhi tidak bisa bekerja karena sering sakit - sakitan.
Akhirnya saat ini yang berjualan sayur di malam hari menggantikan Abah Uhi adalah Silka, karena hidup harus terus berjalanmereka butuh biaya untuk makan dan pengobatan Abah.
Abah sebenarnya khawatir pada Silka, namun abah Uhi tak bisa berbuat banyak.saat ini. Saat berjualan saja penghasilan mereka Abah Uhi maupun Silka pas-pasan, apalagi jika tidak ada yang bekerja mencari nafkah.
Besar harapan mereka memiliki modal usaha untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup dan pengobatan Abah Uhi.
Teman-teman, maukah membantu abah Uhi dan Silka untuk bisa memenuhi kebutuhan dan modal usaha agar hidup mereka menjadi lebih baik ? Bantuan sekecil apapun akan sangat berharga untuk mereka.
Disclaimer : Dana yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Abah Uhi dan Silka, untuk modal usaha dan untuk mendukung penerima manfaat lainnya dibawah naungan Yayasan Lentera Pijar Kebaikan
Disclaimer : SharingHappiness.org tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).
Campaign ini belum memiliki info terbaru
Cucu Rela Berjualan Dimalam Hari Demi Pengobatan Kakek
Kp. Pada Mukti, Rt002, Rw024, Desa Margamukti, Kec. Pangalengan, Kab. Bandung
Rp 755.119
terkumpul dari target Rp 100.000.000
terkumpul dari target Rp 100.000.000
1% tercapai
10 hari lagi
Bantu sebarkan via :
Bantu campaign ini dengan menjadi Fundraiser
Campaign ini mencurigakan? Laporkan