Bantu Wujudkan Mimpi Lansia Servis Jam Keliling
terkumpul dari target Rp 20.000.000
Berjalan puluhan kilometer demi bisa menyambung hidup, Abah Engkos (69) belum bisa merasakan kesejahteraan di masa tuanya. Tubuhnya yang sudah renta itu harus setiap hari melawan panasnya sengatan matahari.
Abah Engkos menyambung hidup dengan berjualan jam tangan keliling, tidak hanya menjual jam namun Abah juga menerima jasa servis jam tangan. Kurang lebih sudah 15 Tahun Abah berprofesi sebagai tukang jam keliling.
“Iya cape nak, tapi mau gimana lagi Abah harus tetep cari uang buat kebutuhan Abah.” Ungkap Abah Engkos
Sangat wajar jika Abah merasa lelah, di usianya yang kini hampir menginjak 70 tahun tubuh Abah Engkos tidak lagi prima seperti waktu muda. Pegal dan sakit pada kakinya sudah biasa Abah rasakan ketika akan tidur di malam hari.
Bagaimana tidak, Abah harus berjalan keliling puluhan kilometer dari pagi hingga waktu sore tiba. Dalam sehari pun Abah hanya mendapatkan keuntungan 25-30 ribu saja, itu pun harus dipotong ongkos perjalanan Abah dari rumahnya menuju kota yang sebesar 16 ribu rupiah. Hanya tersisa 9 ribu rupiah yang hanya bisa Abah Engkos gunakan untuk makan.
“Makan juga gini aja nak, cukup nasi sama telor dadar aja, kalau beli yang lain belum ada uangnya.”
Seperti yang diungkapkan, nasi dan telur dadar menjadi menu makanan sehari-hari untuk Abah Engkos. Tentunya makanan tersebut belum bisa mengisi kebutuhan gizi Abah yang kini usianya sudah menginjak hampir 70 tahun.
#TemanBerbagi, dibalik senyuman Abah Engkos ternyata ada segudang beban yang Abah tutupi. Jika ada modal, Abah sangat ingin bisa berjualan makanan dan minuman agar beliau bisa mendapatkan pendapatan yang lebih layak lagi. Yuk bantu perjuangan Abah Engkos meraih usaha impiannya
Bantu Wujudkan Mimpi Lansia Servis Jam Keliling
terkumpul dari target Rp 20.000.000