Rawat Kakak yang Stroke dengan Berjualan Kopi Keliling
terkumpul dari target Rp 20.000.000
Bertahan hidup dari berjualan kopi keliling, Abah Cece (64) yang kini kondisinya kian mengkhawatirkan. Dengan tubuhnya yang sudah renta Abah Cece melawan panasnya terik matahari sambil berjalan kaki keliling belasan kilo meter.
“Kalau saya ga jualan saya ga bisa beli buat makan.” Ungkap Abah Cece
Sesuai yang diungkapkan, Abah Cece berjuang seorang diri untuk bertahan hidup, tanpa istri dan tanpa anak. Abah tinggal bersama kakaknya yang saat ini sedang menderita penyakit stroke.
Abah Cece mulai berjualan dari jam 6 pagi hingga waktu sore tiba. Belasan kilo meter Abah tempuh demi mengais rezeki untuk bisa tetap bertahan hidup. Sudah kurang lebih 5 Tahun Abah berjualan kopi keliling, namun hasilnya masihlah nihil, bahkan saat ini Abah sedang kekurangan modal untuk menambah variasi kopi yang dijajakannya.
Dalam sehari, Abah hanya bisa mendapatkan keuntungan sebesar 10-15 ribu rupiah saja, yang hanya bisa beliau belikan untuk makan satu kali saja. Bahkan sandal yang digunakan oleh Abah Cece pun terlihat sudah sangat usang.
“Iya ini sandalnya udah butut, belum bisa beli lagi karena ga ada uangnya.”
Dikarenakan tubuhnya yang sudah renta, Abah Cece pun sering sekali istirahat pada saat beliau berjualan keliling. Kaki dan punggungnya yang sering sakit, Abah hanya bisa beristirahat dan tak mampu membeli obat pereda nyeri.
#TemanBerbagi, dengan segala rintangan dan ujian yang Abah alami, Abah Cece tetap tegar dan gigih. Jika ada modal, Abah ingin sekali bisa menambah variasi kopi dan minumannya serta membeli peralatan jualan kopi yang layak pakai. Yuk bantu ringankan beban Abah Cece dengan patungan bareng
Rawat Kakak yang Stroke dengan Berjualan Kopi Keliling
terkumpul dari target Rp 20.000.000