Nenek Berjuang Menjadi Tukang Tambal Ban Demi Menghidupi Cucu Yang Lumpuh Otak
terkumpul dari target Rp 100.000.000
“Fahri ini sejak dalam kandungan sudah ditinggal ayahnya karena kecelakaan maut, lalu setelah lahir ditinggal oleh ibunya karena Fahri lahir dengan kondisi Cerebral Palsy (lumpuh otak), sekarang nenek yang urus. Setiap hari Fahri menemani nenek mencari nafkah untuk bertahan hidup dengan menjadi tukang tambal ban..” ujar Nenek Oseu.
Usianya sudah menginjak 61 tahun, namun Nenek Oseu harus merawat dan menafkahi cucunya yang Menderita Lumpuh Otak seorang diri. Sang cucu Fahri, lahir dengan kondisi berbeda dari anak lainya. Sedihnya, Ayahnya Fahri Meninggal dunia sejak Fahri dalam kandungan dan Ibunya Fahri kabur seolah - olah tidak terima dengan keadaan anaknya. Kini, Sang Nenek pun harus mencari nafkah seorang diri demi bertahan hidup bersama cucunya.
Usia Fahri saat ini 15 tahun namun berat badanya hanya 10Kg. Dulu Juga Fahri sempat mengidap Hydrosefalus dan Fahri sempat berobat sampai operasi hydriosefalus hingga seluruh giginya rontok. Dokter yang menanganinya menyarankan Fahri harus menjalani terapi rutin agar seluruh motoriknya bisa bertahap pulih. Namun saat ini pengobatan Fahri terpaksa harus terhenti dikarenakan kondisi ekonomi Nenek Oseu yang hanya cukup untuk makan sehari – hari saja.
Keadaan Nenekpun juga sangat memperihatinkan. Beliau idap penyakit rematik dan asam urat yang membuat kakinya sering sakit dan sudah tidak sanggup beraktifitas lama – lama. Setiap hari Nenek Oseu Berjuang dengan meneruskan usaha almarhum suaminya yaitu menjadi tukang tambal ban dan Fahri selalu ada di samping menemani sang Nenek karena tidak ada siapa - siapa di rumah, maklum mereka hanya hidup berdua.
Saat ini usaha tambal bannya semakin sepi, tak jarang sehari tidak ada pelanggan sama sekali karena banyaknya saingan yang sudah memakai alat canggih dan mungkin pelanggan kurang yakin sama nenek karena usianya sudah tidak muda lagi. Untuk menambah penghasilan pagi - pagi Nenek dan Fahri dagang sayuran keliling dan siangnya baru nenek membuka jasa tambal ban.
Dalam satu hari, rata - rata upah yang Nenek dapatkan sangat tidak sebanding dengan rasa lelahnya. Sehari-hari beliau hanya dapat 25 ribu, belum lagi jika dagangannya tidak laku. Nenek dan Fahri biasanya pulang dengan tangan kosong.
“Saya sangat sedih liat cucu saya ditinggal Ayah dan Ibunya dari balita. Hampir setiap hari saya nangis karena saya cuma bisa kasih makan dia nasi kecap. Makanya saya khawatir kalau saya meninggal, cucu saya hidup sama siapa? Dia cuma sebatang kara,”
Nenek Oseu Berharap di sisa usianya bisa membawa Fahri berobat kembali minimal sampai Fahri bisa berbicara dan menggerakan sedikit angorta tubuhnya. Nenek Oseu merawat Fahri dengan penuh kasih sayang. Karena Nenek Sadar hanya Fahrilah yang membuat ia kuat dan bisa bertahan hingga sejauh ini.
Orang Biaik, Maukah kalian membantu Nenek Oseu untuk membawa Fahri berobat, dan maukah kalian bisa membahagiaan Nenek Oseu dimasa tuanya?
Nenek Berjuang Menjadi Tukang Tambal Ban Demi Menghidupi Cucu Yang Lumpuh Otak
terkumpul dari target Rp 100.000.000