"Upami hujan karunya ka murangkalih, ai kahoyong mah tiasa renopasi, tapi kanggo tuang ge sesah ayeuna mah.."

"Kalau hujan kasian anak-anak, kalau keinginan mah bisa renovasi, tapi buat makan aja susah sekarang.."
Ujar Ibu Entar Sutarsih dengan mata yang berkaca-kaca.

Beliau adalah Ibu Entar Sutarsih, berusia 50 tahun, hidup bersama suami, Pak Agus Dahlan (53) dan kedua anak nya yang masih duduk dibangku SMP. Pasangan ini bertempat tinggal di Sindang Sari RT 01 RW 03 Kelurahan Cibeureum Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi.

Mulai dari pintu masuk, kamar lalu dapur dan kamar mandi, tak satupun bagian rumah Ibu Entar Sutarsih ini dapat dikatakan layak.

Atap beliau terbuat dari asbes yang disangga oleh beberapa bambu. Terlihat celah lubang dimana mana yang membuat keluarga kecil ini kerepotan ketika hujan turun karena bocor dimana-mana.

Dalam kesehariannya, Ibu Entar Sutarsih dan sang suami berjualan kerupuk. Dan menjualnya ke warung sekitar. Penghasilan beliau sekitar 800ribu sampai satu setengah juta perbulan.

Namun semenjak adanya wabah corona di Indonesia, terhitung dari Maret sampai dengan bulan Juli ini penghasilan pasangan ini sangat jauh menurun drastis.

Namun, ibu Entar Sutarsih dan sang suami tidak pernah mengeluh dengan keadaan mereka saat ini.

Beliau hanya memiliki mimpi kecil, di lubuk hatinya ia berharap bisa sedikit merenovasi gubuk kecilnya itu, setidaknya ingin anak-anaknya terlindungi ketika hujan datang menerjang.

Yuk ikut gerakan kebaikan wujudkan mimpi Bu Entar miliki rumah yang layak.

Klik "DONASI SEKARANG". Hadirkan kebahagiaan untuk Ibu Entar dan keluarga.