Kado untuk Dayat, Ramadhan Tanpa Ibu
terkumpul dari target Rp 10.000.000
Tim : “Dayat cita-citanya apa?”
Dayat : “…”
Siswa 5 SDN Impres Balaroa itu tak banyak bicara. Namun matanya berbicara, bahwa dia dirundung kesedihan yang teramat dalam. Bahkan ketika ditanya apa cita-citanya, ia langsung menundukkan kepalanya dan menangis.
Hidupnya kini hampa, putus harapannya tanpa mimpi. Akhirnya setelah berkali-kali ditanya sekaligus diberikan support, barulah Dayat (11th) menjawab cita-citanya ingin menjadi polisi.
Dayat bercerita, saat kejadian gempa di Palu ia langsung keluar dan berlari menyelamatkan diri mengikuti orang banyak sambil menangis karena panik dan sendiri. Setelah gempa selesai, ibunya ditemukan meninggal dunia karena tertanam lumpur sedalam 5 meter.
Meski kejadian itu sudah 7 bulan berlalu, Dayat masih trauma jika kembali ke lokasi bencana. Kini Dayat tinggal di kamp pengungsian Balaroa bersama bapaknya yang terkena stroke ringan.
Ramadhan tahun lalu, Dayat masih bisa menikmati masakan Ibu, namun kini Dayat harus menjalankan puasa tanpa kehadiran seorang Ibu bahkan kehillangan rumahnya.
Dayat merupakan satu dari banyak anak-anak lain yang mengalami trauma paska bencana di Palu karena kehilagan keluarga dan rumah mereka.
#SahabatBerbagi mari kita berikan support dan kado terbaik untuk anak-anak di lokasi terkena bencana dengan cara :
- Klik “DONASI SEKARANG”
- Isi nominal donasi terbaik Sahabat
- Pilih metode pembayaran
- Bagikan kisah mereka ke orang-orang terdekat
Berbuat Nyata, Berbagi Bahagia bersama Sharing Happiness.
Kado untuk Dayat, Ramadhan Tanpa Ibu
terkumpul dari target Rp 10.000.000