“Dulu saya kerja di pabrik, namun di PHK. Saya gak ada kerjaan lain, jadi saya sudah puluhan tahun mengamen. Rasa malu pasti ada, tapi Abah gak punya pilihan lain. Dari pada gak makan dan mencuri, jadi lebih baik mengamen" Ucap Abah 

Bertemu dengan lansia yang sedang mengamen di sebuah warung, namun ketika beliau mengamen, ia diusir oleh pemilik warung karena merasa terganggu.

Kamipun menghampiri beliau dan kami tawari untuk makan bersama. Beliaupun tak menolak tawaran kami untuk makan karena memang belum makan dari siang hari.

"Abah mah sering diperlakukan seperti itu, sering di usir dan dihina oleh orang. Tapi Abah gak pernah marah dan sakit hati. Abah memaafkan mereka." Ucap Abah sambil tersenyum

Abah Elan saat ini berusia sekitar 60 tahun, tetapi usianya tidak menyurutkan semangatnya untuk mencari nafkah menghidupi dirinya. 

Setiap hari Abah memulai aktifitasnya di siang hari hingga malam hari, berjalan puluhan kilo dengan membawa speaker yang dibawanya cukup berat mencoba menghibur orang orang.

Jika terasa lelah ia berdiri di depan sebuah toko sambil mengamen berharap ada orang yang lewat memberikan sedikit rezeki untuknya.

Penghasilannya tidak seberapa, berkisar Rp30.000-75.000/hari. Itu pun harus dibagi untuk kebutuhan sehari hari dan setoran ke majikan pemilik speaker yang Abah sewa per hari sebesar Rp.25.000. Tak jarang Abah Elan harus mengamen sampai subuh dikarenakan penghasilan yang di dapat belum terpenuhi. Jika jarak kerumahnya terlalu jauh untuk pulang, Abah selalu tidur di terminal atau emperan toko karena kelelahan.

Sedihnya, pernah suatu hari Abah tertidur di emperan toko, ketika bangun ia kaget bahwa uang hasil ngamennya hilang. Padahal uang tersebut ia akan gunakan untuk membayar tunggakan sewa speaker ke majikannya.

Terkadang Abah harus menghemat sebanyak mungkin, roti murah dan mie instan menjadi favoritnya untuk dimakan 2 kali dalam sehari, karena ia ingin menabung untuk buka usaha.

"Abah akhir akhir ini lagi menabung untuk buka usaha kecil kecilan seperti warung kelontong. Sebetulnya Abah sudah letih kalau harus mengamen tiap hari" Ucap Abah Elan

Istri Abah sudah lama meninggal, ia mempunyai anak. Namun Abah tidak ingin merepotkan anaknya, karena kondisi anaknya tidak jauh beda dengan beliau.

Sahabat Kebaikan, mungkin kamulah jalan rezeki untuk Abah Elan mewujudkan mimpinya memiliki warung kelontong.

Yuk bantu ringankan beban Abah Elan dan wujudkan mimpinya agar ia mempunyai kehidupan dan usaha yang layak di hari tuanya. 

Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan Abah Elan dan untuk para pejuang keluarga dan penerima manfaat lainnya yang membutuhkan di bawah naungan Program Yayasan Global Sedekah Movement.