
Hampir Menyerah Tetapi Tetap Berjuang Demi Tiga Nyawa
terkumpul dari target Rp 8.000.000
Nyai Kurniasih, seorang janda yang berasal dari desa Cibeuneur, Nagreg Kabupaten Bandung harus mengabdikan dirinya kepada tuhan yang maha Esa, di usianya yang sudah masuk 62 tahun dia harus mengabdikan dirinya untuk merawat orang tua sekaligus anaknya yang sakit.
Usia 62 tahun sudah melewati usia produktif, tenaga sudah tak lagi bisa membohongi umur yang sudah masuk usia lanjut ini. Mencari pekerjaan diusia senja sudah mustahil rasanya. Namun semua harus ia relakan dan ikhlaskan karena sang suami sudah tak lagi ada membantunya.
Menolak, sempat terfikirkan oleh beliau untuk menyerah dengan kondisi dan kabur meninggalkan semuanya, bapaknya yang sakit penyakit komplikasi mulai dari kanker prostat 2 minggu sekali ganti selang urin, sampai sakit lumpuh tak bisa berjalan. Disusul sang ibu yang sakit tak lagi bisa berjalan bahkan bangkitpun perlu bantuan, pendengaran yang keduanya tak lagi mendengar dengan baik menjadi hal yang membuat ia hampir menyerah.
Beliau menanggung kedua orangtua serta anak semata wayangnya, anaknya lahir dan dibesarkan bersama suaminya. Hingga anaknya menginjak kelas 6 sd semua terasa normal tanpa ada kekurangan pada anaknya. Sampailah pada jejang SMP semua kisah pilu Anaknya, Ramdan anak tunggal berusia 24 tahun. Setiap bulan ia harus kontrol ke RSJ Lembang untuk melakukan kemoterapi rutinan. Sudah 3 tahun lamanya, ramdan menjalani pengobatan di RSJ lembang. Mengingat tragedi semasa SMP nya dulu ia menjadi korban bully oleh teman temannya. Kata kata dari rekan rekannya membuat ramdan menjadi malu dan enggan menemui bahkan melihat mereka pun enggan.
Mental down, pikiran kosong, dan hilang ingatan. 3 tahun lamanya ramdan sakit keterbelakangan mental yang membuatnya tak bisa berbicara dan berkomunikasi dengan baik. Nyai Kurniasih sebagai sang Ibu hanya bisa bersabar dan ikhlas atas kondisi yang menimpanya.
Didalam rumah yang amat sangat jauh dari kata layak huni, Nyai Kurniasih bertahan dan menahan seorang diri derita yang ada. Gubuk kecil dengan 2 kamar yang tak berpintu hanya di tutup dengan tirai sobek. Dinding anyaman bambu yang selama ini melindungi mereka dari terpaan angin dan hujan kini berlubang dan sobek. Kini lubang dan sobeknya dinding rumah mereka ditutup menggunakan spanduk yang mereka dapatkan dari tetangga. Lantai yang terbuat dari bambu pun kini hampir tak sanggup menopang mereka untuk tidur diatasnya. Pondasi yang sudah berumur membuat rumah terasa miring hampir rubuh, kekhawatiran ketika terjadi angin kencang dan hujan badai menjadi perasaan gaduhnya setiap musim penguhjan datang.
Nyai kurniasih hampir menyerah, tapi beliau terus berusaha. Meminta pekerjaan di usia yang sudah berada di kategori lansia ini tak banyak. Menyetrika, menyapu dan mengepel hanya itu yang bisa ia kerjakan baru bisa mendapatkan upah untuk ia gunakan kebutuhan sehari harinya menghidupi keluarganya. Upah yang tak seberapa pun tetap beliau terima dengan senyuman berbalut tangisan bahagia dimatanya.
“saya kasihan tapi saya bingung dan tak tau bagaimana cara membantunya..” ucap tetangganya yang menerima Ibu Nyai Kurniasih membantu mengerjakan pekerjaan rumahnya.
“Kalo boleh tau dapet berapa ?” tanya relawan “150 seminggu” sahut ibu Nyai. “150 seminggu memangnya cukup?” tanya relawan “nggk, kurang lebih 50 sehari pengeluarannya, itu kadang suka ada yang ngasih ke emak ke abah”
Dengan bekerja ditetangganya Bu Nyai bisa sedikit meringankan beban keseharinnya meskipun masih jauh dari cukup karna harus merawat bapak,ibu serta anaknya, tentu jika kita rasakan sungguh mustahil dengan uang 150rb seminggu untuk menghidupi keluarganya tersebut. Tidak heran jika mereka hanya menyediakan nasi putih dengan sayur saja sebagai lauknya.
Beliau hanya berharap agar dapat menyediakan tempat yang layak bagi keluarganya dan dapat menghidupi keluarganya, dengan kondisinya yang sudah lansia dan tak boleh jauh dari keluarganya beliau mensyukuri apa yang telah diterima serta keputusan yang beliau ambil demi untuk keselamatan keluarga dan dirinya.
Mari bantu mengurangi beban hidup Ibu Nyai Kurniasih dan bantu berobat keluarganya serta berikan tempat yang layak untuk Ibu Nyai tinggal bersama keluarganya.

Hampir Menyerah Tetapi Tetap Berjuang Demi Tiga Nyawa
terkumpul dari target Rp 8.000.000