Perjuangan Rani Demi Kakak dan Ibunya
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Tak ada pilihan bagi Jurani, warga Blok Danalaya RT.010/004 Tegalsari, Kec. Plered, Kab. Cirebon yang mengabdikan dirinya untuk jadi juru masak di salah satu pondok pesantren sekitar rumahnya.
Jurani atau yang biasa disebut Rani tinggal bersama Ibu dan Kakanya di rumah yang hampir roboh. Ayah Rani meninggal ketika Ia berusia 15 Tahun. Rani Sudah menjadi tulang punggung keluarga semenjak ditinggal ayahnya.
Kaka Rani mengalami Gangguan Jiwa. Ibunda Rani pun mengalami penyakit kanker kulit. Sebetulnya penyakit ibunya muncul ketika Rani duduk dibangku Sekolah Dasar atau sekitar tahun 2008. Tapi ibunya tidak pergi berobat karena keterbatasan biaya dan saat itu keluarga Rani belum memiliki BPJS Kesehatan.
Setelah Ayahnya meninggal pada Tahun 2016, barulah keluarga Rani memiliki BPJS Kesehatan yang dibayarkan oleh pemerintah (PBI). Rani memberanikan diri untuk membawa ibunya berobat ke puskesmas, karena luka disekitar mukanya semakin parah. Meskipun Rani takut, karena jika ada biaya yang tidak dicover BPJS Kesehatan dia tidak akan bisa membayarnya.
Pihak Puskesmas menyarankan ibunya dibawa ke RSUP Hasan Sadikin. Setelah berdiskusi bersama keluarga dan ada support dari kepada Desa, Rani dan Ibunya pergi berobat ke Bandung. Untuk menemani Ibunnya berobat ke Bandung. Rani rela untuk berhenti sekolah dan dilanjutkan lagi dengan mengambil paket C.
Selain menemani Ibunya Rani juga mencari uang untuk biaya transportasi dan uang untuk makan selama tinggal di Bandung dengan bekerja di konveksi kerudung anak sekolah. Tahun 2019 Rani melamar kerja menjadi kasir disalah satu minimarket di Cirebon.
Ketika siang menjadi kasir di minimarket, malamnya Rani bekerja sebagai driver ojek onlien.
Selama 2 tahun Rani menjadi kasir minimarket dan driver ojek online demi pengobatan Ibunya dan mengurus Kakanya yang kekurangan.
Saat ini Ibu Rani terhenti pengobatannya karena Keterbatasan Ekonomi, selain itu ia menanggalkan pengobatannya karena takut akan tindakan operasi.
Rani Rela Menanggalkan Keinginan dan Cita-citanya demi merawat Ibu dan Kaka Tercintanya dan kini Kegiatan sehari-hari Rani adalah focus merawat Ibu dan Kakaknya karena bagi Rani Ibu dan Kakaknya adalah hal yang paling berharga yang masih dia punya, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Ibu dan Kakanya, Rani Rela mengabdikan diri membantu memasak di Pondok sekitar rumahnya. Setelah membantu masak Rani melanjutkan berjualan makanan ringan kepada santri atau anak-anak sekitar pondok.
Rumah yang ditempati Rani saat ini, bisa dibilang kurang layak huni karena masih ada genteng dan tembok yang bolong. Untuk mendapatkan Air, Rani harus menimba terlebih dahulu karena tidak adanya mesin pompa.
Terkadang untuk membereskan seluruh pekerjaan Rumah Rani melakukannya sendiri.
Ibunda Rani bekerja sebagai tukang anyam Tudung Saji, sehari hanya bisa menyelesaikan 5-6 Tudung Saji. Sehari hanya diberi upah Rp.10.000,- Rani belum bisa membawa kakanya berobat karena keterbatasan waktu dan biaya.
Rani berharap agar Ada yang membantu Ibu dan Kakanya untuk Berobat Kembali dan segera Sehat, ibunya dipanjangkan umur, dan mudah-mudahan ada orang-orang yang terketuk hatinya untuk membatu keluarganya. Sehingga ia Bisa melanjutkan perjuangan untuk mencapai cita-citanya di Masa depan.
Perjuangan Rani Demi Kakak dan Ibunya
terkumpul dari target Rp 100.000.000