Usia Mbah Samini sudah 90 tahun, namun beliau harus terus berjuang disisa usianya meski tubuhnya sudah tua renta dan sering sakit-sakitan. Dengan tubuh rentanya, beliau terus melakukan aktivitas kesehariannya menjemur nasi basi

Hanya ini yang sekarang bisa Mbah lakukan, yang penting perut Mbah bisa terisi dengan tidak harus minta-minta* ~Ungkap Mbah Samini dengan tatapan mata kosong

Terkadang, sebelum nasi basi pemberian tetangga nya dijemur, terlebih dahulu Mbah Samini memakannya sebagian hanya sekedar ganjal perut saja.

Walau dalam keadaan sakit, Mbah harus tetap membikin nasi Aron atau aking. tidak jarang nasi yang Mbah jemur pun habis dimakan oleh ayam.

*udah lama sekali Mbah bikin nasi Aron, makanya setiap pagi-pagi suka ada yang nyimpan depan pintu, ya karena mereka semua sudah tau ke saya* ~ungkap Mbah Samini

Dengan tubuh renta dan nafas yang tak beraturan, Mbah Samini harus melewati tanjakan untuk membawa nasi basi dari tetangganya yang tidak mereka simpan di depan pintu nya.

*Waktu dulu Mbah masih kuat jalan jauh, sehari itu lumayan sampai dapat 5 kg nasi Aron. kalau sekarang paling 1 kg itu sampai 4 hari, ya Alhamdulillah bisa buat beli obat warung* ~ungkap Mbah Samini penuh syukur.

tidak hanya itu, Mbah Samini juga mengisi kekosongan waktunya sambil memungut kepingan-kepingan sampah rongsokan yang berserakan dijalan sebagai tambahan untuk makan sehari-hari.

Dalam setiap lipatan keriput tulang pipi dan cucuran keringatnya, adalah gambaran kegigihan perjuangan beliau dalam mempertahankan hidupnya supaya tidak mengemis kepada orang lain.

*Sahabat, ketika kita masih bisa untuk menyantap makanan yang enak-enak, ternyata diluaran sana masih banyak yang sangat susah untuk mendapatkannya, jangankan lauk pauknya, sebungkus nasi pun jarang mereka dapati, sampai nasi basi pun mereka makan hanya sekedar menahan rasa lapar.*

Untuk itu, Mari kita bantu Mbah Samini dan yang senasib nya dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki saat ini.