Bantu Pengobatan Polio Hayati
terkumpul dari target Rp 52.500.000
"Mak, Hayati sayang sama Emak, Hayati pengen sembuh supaya Emak gak cape ngurus Hayati", ucap Hayati sambil menangis dan memeluk Ibunya.
Ela Hayati (34) atau lebih akrab disapa Neng Hayati, warga Kampung Cibaligo, Cihanjuang, Parongpong, Kab. Bandung Barat. Hayati sudah 34 tahun menderita penyakit polio.
Setiap hari Hayati menahan sakit di tubuhnya, tak ingin terlihat lemah di depan Ibunya yang dapat membuatnya sedih.
Semua bermula saat Hayati berusia 2 bulan, ia demam tinggi hingga kejang. Lalu Hayati dibawa ke RS Dustira Cimahi dan Hayati didiagnosa menderita polio. Dokter menyarankan Hayati untuk dirawat inap. Namun karena keterbatasan ekonomi saat itu, keluarga memilih untuk merawat Hayati di rumah dengan kondisi serba kekurangan.
Akibatnya, kondisi Hayati yang beranjak dewasa tubuhnya kurus kering dan alami ketidaknormalan berbicara dan berpikir.
Hayati tak pernah mengenyam bangku pendidikan karena sakitnya ini. Ia tak bisa berjalan, setiap kali mencoba berjalan ia terjatuh. Beberapa langkah ia memaksa berjalan, tubuhnya lemas dan sesak nafas. Berbicara pun sulit, bahkan sudah setahun ini Hayati divonis dokter menderita TBC. Beberapa kali darah keluar dari mulut dan hidungnya.
Hayati sangat menderita, ia seringkali menangis. Ia tidak ingin membebani sang Ibu. Saat ini Hayati hanya bisa meminum obat TBC dari puskesmas dan tidak pernah dirawat karena tak ada biaya.
"Emak sekarang udah tua, sudah sakit-sakitan, sebelum Emak meninggal, Emak cuma ingin liat hayati sembuh, itu aja", kata Emak saat menceritakan kondisi Hayati dengan mata berkaca-kaca.
Hayati harus segera ditangani. Mari bantu Hayati melanjutkan pengobatannya. Kepedulian kita adalah harapan bagi mereka.
Klik "DONASI SEKARANG" dan berikan donasi terbaikmu.
Bantu Pengobatan Polio Hayati
terkumpul dari target Rp 52.500.000