Lansia Sebatang Kara Di Gubuk Yang Sudah Lapuk
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Kakek Enjum (77) dulunya seorang penjual kue bandros keliling. Sepeninggal istrinya yang meninggal 3 tahun lalu, kondisi kakek semakin menurun dan tidak kuat jualan.
Kakek Enjum tinggal sendiri di rumah tua lapuk yang tidak terawat. Bahkan telah ada beberapa bagian yang telah bobrok. Bukan tidak ingin bebenah dan memperbaiki rumahnya, namun untuk mengambil air di sumur tetangga saja sudah sangat kepayahan.
"Makan Alhamdulillah kadang dikasih beras dari Pak RT, dari tetangga juga ada. Tapi kalo ga ada yang ngasih ya paling minum aja. Kalo masak kakek biasanya ngumpulin ranting-rating kering di sekitar kebun tetangga," ungkap Kakek Enjum.
Sepi, dingin, dan lembab adalah kesan pertama saat berkunjung ke kediaman Kakek Enjum. Padahal hari masih siang, tidak terbayang saat malam hari.
Kakek Enjum punya sakit reumatik dan sesak. Jika penyakitnya tersebut kambuh, tidak ada yang bisa membantunya dan kakek hanya menahannya seorang diri karena tidak ingin merepotkan tetangga.
Insan Baik, mari kita hadirkan kebahagiaan untuk Kakek Enjum di tengah kesendirian usia senjanya dan membantu kehidupannya lebih baik.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk kebutuhan Kakek Enjum (sembako, perbaiki rumah), serta untuk para penerima manfaat lain yang berada dalam pendampingan Yayasan Amal Baik Insani.
Lansia Sebatang Kara Di Gubuk Yang Sudah Lapuk
terkumpul dari target Rp 100.000.000